Liputan6.com, Seoul - Pemerintah Korea Selatan memerintahkan agar sekolah di Seoul dan sekitarnya ditutup. Murid-murid kini kembali belajar secara online.
Perintah penutupan ini karena ada lonjakan kasus COVID-19 di Korea Selatan. Dalam seminggu terakhir, beberapa kali kasus harian menembus 300, dan mayoritas kasus berasal dari Seoul.
Baca Juga
Dilansir Yonhap, Selasa (25/8/2020), Kementerian Pendidikan setempat hari ini mengumumkan bahwa semua murid sekolah di Seoul, Incheon, dan Provinsi Gyeonggi akan belajar secara online. Aturan ini berlaku hingga 11 September.
Advertisement
Murid TK juga harus belajar di rumah. Akan tetapi, senior SMA masih harus belajar di sekolah, sebab mereka akan ikut ujian masuk universitas pada awal Desember mendatang.
Korea Selatan sejak Mei lalu sudah membuka lagi sekolah. Protokol kesehatan juga dijalankan.
Namun, sejak dua minggu terakhir saja ada 150 murid, serta 43 guru dan staf yang dinyatakan positif COVID-19 di area Seoul.
Persebaran COVID-19 di Seoul melonjak karena dipengaruhi acara gereja Sarang Jeil. Acara itu melanggar protokol kesehatan dan banyak pesertanya yang positif COVID-19.
Berdasarkan data CDC Korea Selatan hari ini, ada tambahan 280 kasus COVID-19 di negara itu. Mayoritas kasus baru berasal dari Seoul, yakni 134 pasien.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Korea Selatan Sebut Negaranya Berada di Ambang Pandemi Corona COVID-19 Nasional
Sebelumnya dilaporkan, otoritas Korea Selatan mengatakan bahwa negaranya kini berada di ambang pandemi nasional, akibat ditemukannya kembali Virus Corona COVID-19.
"Kami berada di ambang pandemi nasional," kata direktur jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.
Jung Eun-Kyeong berkata, "kasus baru meningkat di 17 wilayah di Korea Selatan."
397 kasus Corona COVID-19 baru yang dilaporkan Sabtu malam mewakili lonjakan harian tertinggi sejak Maret, demikian dikutip dari Voice of America, Senin 24 Agustus 2020.
Menteri Kesehatan Park Neung-hoo mengatakan bahwa pembatasan nasional baru telah dimulai pada hari Minggu kemarin, menyusul sembilan hari peningkatan tiga digit kasus Virus Corona COVID-19.
Larangan nasional Korea Selatan pada pertemuan besar menutup gereja, klub malam, pantai, dan menghentikan penggemar menghadiri acara olahraga profesional telah diberlakukan.
Jung mengatakan, 841 kasus baru ditelusuri kembali pada unjuk rasa anti-pemerintah yang diadakan bulan ini oleh seorang pengkhotbah sayap kanan yang mengepalai Gereja Presbyterian Sarang Jell.
Universitas Johns Hopkins melaporkan 23,2 juta kasus COVID-19 di seluruh dunia pada Minggu pagi, dengan lebih dari 800.000 kematian.
AS, seperti yang terjadi selama berbulan-bulan, memimpin dunia dalam jumlah infeksi Corona COVID-19 dengan 5,6 juta, diikuti oleh Brasil dengan 3,5 juta dan India dengan lebih dari 3 juta.
Pejabat kesehatan di AS percaya jumlah infeksi di Amerika mungkin 10 kali lebih besar dari yang dilaporkan karena kurangnya pengujian dan pelaporan.
Advertisement