Bantu India, Jerman Beri 330 Ribu Alat Tes COVID-19 dan Pinjaman Darurat Rp 8 T

Jerman akan memberikan 330.000 alat tes COVID-19 ke India termasuk 600.000 APD dalam upaya membantu negara tersebut menangani kasus Virus Corona yang kian meningkat.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 07 Sep 2020, 20:55 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2020, 20:55 WIB
Menanti Vaksin Covid-19 (Liputan6.com / Abdillah)
Menanti Vaksin Covid-19 (Liputan6.com / Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta- Menteri Kerjasama Pembangunan Jerman Gerd Müller menyatakan, negaranya telah secara signifikan memperluas program bantuan ke India untuk menangani kasus Virus Corona COVID-19 yang melonjak cepat.

Müller mengatakan kepada perusahaan surat kabar Funke Mediengruppe, Jerman akan memberikan bantuan sebanyak 330.000 alat tes Virus Corona COVID-19 ke India termasuk 600.000 APD hingga senilai 15 juta euro (sekitar Rp 261 miliar).

Müller menekankan, langkah-langkah bantuan dari Jerman tersebut bertujuan untuk membantu "memperlambat penyebaran lebih banyak" Virus Corona COVID-19 di India.

Tidak tanggung-tanggung, Kementerian Kerjasama Pembangunan Jerman juga memberikan pinjaman jangka pendek ke India hingga senilai 460 juta euro (sekitar Rp 8 triliun).

"Dengan cara ini, kami bekerja sama untuk memastikan bahwa makanan dapat didistribusikan kepada 800 juta orang dan bahwa bantuan darurat dapat diberikan kepada 320 juta orang yang telah kehilangan pekerjaan selama krisis Virus Corona," terang Müller.

Ia juga menyebutkan bahwa program bantuan itu merupakan" salah satu langkah dukungan Virus Corona terbesar di dunia," demikian seperti dikutip dari Deutsche Welle, Senin (7/9/2020).

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Tingkat Infeksi di India Naik Lebih Cepat dari AS dan Brasil

Banner Infografis Menguji Calon Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Menguji Calon Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Trieyasni)

Pada 5 September, India telah mencatat rekor peningkatan kasus dalam 24 jam, dengan 86.432 infeksi yang dikonfirmasi.

Tak hanya itu, tingkat infeksi di negara tersebut kini juga naik lebih cepat dari AS dan Brasil, dari 3 hingga 4 juta kasus yang tercatat hanya dalam 13 hari.

Pakar kesehatan pun mengkhawatirkan jumlah kasus Virus Corona COVID-19 yang tidak dilaporkan di India bisa jauh lebih tinggi.

Kendati demikian, India memberlakukan lockdown nasional selama berbulan-bulan untuk mengekang penyebaran COVID-19. 

Namun, pemerintah setempat telah melonggarkan pembatasan dalam upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi yang terdampak krisis pandemi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya