Liputan6.com, Jakarta Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyiapkan 7,8 triliun won atau Rp 98,7 triliun untuk meredam dampak Virus Corona COVID-19. Dana itu akan digunakan untuk membantu berbagai golongan rakyat.
Ini adalah anggaran tambahan keempat pada 2020. Pada Juni lalu, pemerintah Korsel juga menambah anggaran sebesar 35,3 triliun won atau Rp 442 triliun untuk meredam dampak COVID-19.
Advertisement
Baca Juga
Dilaporkan Yonhap, Kamis (10/9/2020), alokasi anggaran sebesar 3,8 triliun won (Rp 47,6 triliun) akan diberikan untuk 3,77 juta rakyat Korsel.
Sementara, alokasi 3,2 triliun won (Rp 40,1 triliun) akan disalurkan kepada 2,91 juta pebisnis kecil dan wiraswasta. Mereka semua akan diganjar 2 juta won (Rp 25 juta).
Presiden Moon Jae-in sadar dana tersebut belum cukup untuk meredam dampak COVID-19. Namun, ia mengaku telah memaksimalkan bantuan.
Lebih lanjut, pemerintah juga akan menyuntik dana 1,4 triliun won (Rp 17,5 triliun) demi melindungi hampir 1,2 juta pekerjaan.
Semua rakyat Korea Selatan yang berusia di atas 13 tahun ke atas akan mendapat bantuan dana komunikasi. Bantuannya sebesar (Rp 250 ribu).
Presiden Moon meminta supaya parlemen segera meloloskan RUU anggaran tambahan ini demi membantu orang-orang yang penghidupannya terancam akibat COVID-19. Targetnya, bantuan ini bisa tersalurkan sebelum liburan Chuseok pada 1 Oktober mendatang.
Saat ini, daerah Seoul dan sekitarnya sedang melakukan pembatasan sosial.
(1 won = Rp 12,5)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jakarta dan Seoul Sama-Sama PSBB Melawan COVID-19
DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total. Kebijakan seperti Work From Home kembali dilakukan dan transportasi dibatasi.
Pengumuman itu dibuat oleh Gubernur Anies Baswedan. Keputusan Anies berdasarkan sistem kesehatan yang terancam penuh jika pasien COVID-19 terus bertambah.
"Kapasitas ICU kita ada 528 tempat tidur. Bila tren naik terus, 15 September akan penuh," ujar Anies yang berjanji kapasitas ICU akan ditambah 20 persen pada akhir bulan.
Tempat-tempat hiburan di Jakarta akan kembali tutup. Restoran juga hanya boleh melayani pesan antar.
Situasi serupa juga sedang dijalankan di Korea Selatan. Daerah Seoul dan sekitarnya melakukan PSBB sejak dua minggu terakhir karena kasus sempat meroket.
Jam operasional restoran di Seoul dibatasi sampai jam 21.00 malam, setelahnya hanya boleh delivery. Tempat usaha seperti toko kopi dan roti bahkan hanya boleh melayani pesanan pengiriman saja.
Akibat PSBB ini, sekolah-sekolah di Seoul kembali tutup, dan perkantoran diminta menerapkan WFH.
Bila melihat data CDC Korea Selatan, jumlah pasien COVID-19 di Seoul berhasil turun dibandingkan akhir bulan lalu.
Pada 27 Agustus, tercatat ada 154 pasien baru dari Seoul. Namun, pada Rabu kemarin pasien baru sudah menurun jadi 48 orang.
Lonjakan COVID-19 di Seoul juga dipengaruhi klaster unjuk rasa Gereja Sarang Jeil. Anggota gereja itu tetap demo meski sudah diingatkan oleh pemerintah. Pendiri gereja itu dinyatakan positif COVID-19.
Advertisement