17-10-1973: OPEC Berlakukan Embargo Minyak ke Amerika Serikat karena Bantu Israel

OPEC memberlakukan embargo minyak terhadap Amerika Serikat.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 17 Okt 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2020, 06:00 WIB
Organization of Petroleum Exporting Countries atau OPEC (sumber: OPEC)
Organization of Petroleum Exporting Countries atau OPEC (sumber: OPEC)

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang didominasi Arab mengumumkan keputusannya untuk memotong ekspor minyak ke Amerika Serikat dan negara lain yang memberikan bantuan militer kepada Israel dalam Perang Yom Kippur Oktober 1973.

Menurut OPEC, ekspor harus dikurangi sebesar 5 persen setiap bulan sampai Israel mengevakuasi wilayah yang diduduki dalam perang Arab-Israel tahun 1967. Demikian seperti mengutip laman History.com, Jumat (16/10/2020).

Pada bulan Desember, embargo minyak penuh diberlakukan terhadap Amerika Serikat dan beberapa negara lain, yang memicu krisis energi yang serius di Amerika Serikat dan negara lain karena selama ini selalu bergantung pada minyak asing.

OPEC didirikan pada 1960 oleh Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, dan Venezuela dengan tujuan utama menaikkan harga minyak. Negara-negara Arab lainnya dan produsen minyak Dunia Ketiga bergabung pada 1960-an dan awal 1970-an. 

Selama dekade pertama keberadaannya, OPEC hanya berdampak kecil pada harga minyak, tetapi pada awal 1970-an peningkatan permintaan dan penurunan produksi minyak AS memberinya pengaruh yang lebih besar.

Pada Oktober 1973, para menteri OPEC bertemu di Wina saat Mesir dan Suriah (negara non-OPEC) meluncurkan serangan bersama terhadap Israel. Setelah kekalahan awal dalam apa yang disebut Perang Yom Kippur, Israel mulai mengalahkan keuntungan Arab dengan bantuan pengangkutan senjata AS dan bantuan militer lainnya dari Belanda dan Denmark. 

Pada 17 Oktober, gelombang pasang telah berbalik melawan Mesir dan Suriah, dan OPEC memutuskan untuk menggunakan kenaikan harga minyak sebagai senjata politik melawan Israel dan sekutunya. 

Israel, seperti yang diharapkan, menolak mundur dari wilayah pendudukan dan harga minyak naik 70 persen. Pada konferensi OPEC Teheran pada bulan Desember, harga minyak dinaikkan lagi 130 persen dan embargo minyak total diberlakukan di Amerika Serikat, Belanda, dan Denmark. 

Akhirnya, harga minyak naik empat kali lipat, menyebabkan krisis energi besar di Amerika Serikat dan Eropa yang mencakup pencungkilan harga, kekurangan gas.

Embargo Kemudian Dicabut

OPEC Nilai Mobil Bertenaga Alternatif Tidak Akan Berkembang
OPEC memprediksi bahwa 94 persen mobil masih akan didukung oleh bahan bakar berbasis minyak hingga 2040.

Pada Maret 1974, embargo terhadap Amerika Serikat dicabut setelah Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger berhasil merundingkan perjanjian pelepasan militer antara Suriah dan Israel.

Harga minyak, bagaimanapun, tetap jauh lebih tinggi dari level pertengahan 1973.

OPEC memangkas produksi beberapa kali lagi pada 1970-an, dan pada 1980 harga minyak mentah 10 kali lipat dari pada 1973.

Namun, pada awal 1980-an, pengaruh OPEC terhadap harga minyak dunia mulai menurun.

Negara-negara Barat berhasil mengeksploitasi sumber energi alternatif seperti batu bara dan tenaga nuklir, dan ladang minyak baru yang besar telah disadap di Amerika Serikat dan negara-negara penghasil minyak non-OPEC lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya