Delegasi Israel Akan ke Sudan Usai Sepakati Normalisasi Hubungan Diplomatik

Delegasi Israel akan mengunjungi Sudan, setelah kedua negara sepakat untuk menormalisasikan hubungan diplomatik.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 26 Okt 2020, 09:01 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2020, 09:01 WIB
Bawa Potongan Pesawat, PM Israel Peringatkan Iran
PM Israel Benjamin Netanyahu menunjukkan peta Timur Tengah saat diskusi panel di Konferensi Keamanan Munich (18/2). (AFP/ MSC Munich Security Conference / Lennart Preiss)

Liputan6.com, Tel Aviv - Delegasi Israel akan mengunjungi Sudan dalam beberapa hari kedepan, menyusul kesepakatan antara kedua negara untuk menormalisasikan hubungan diplomatik.

Dilaporkan US News yang mengutip Reuters, Minggu (25/10/2020) rencana kunjungan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan pada 24 Oktober 2020.

"Delegasi Israel akan berangkat ke Sudan dalam beberapa hari ke depan untuk menyelesaikan kesepakatan," terang PM Netanyahu dalam konferensi pers. 

Kesepakatan yang ditengahi oleh AS tersebut diumumkan pada 23 Oktober 2020, menjadikan Sudan sebagai negara ketiga yang menormalisasikan hubungan Israel dalam dua bulan terakhir.

Namun, belum ada informasi jelas tentang waktu yang dibutuhkan untuk merampungkan kesepakatan tersebut.

Sementara itu, para pemimpin militer dan sipil Sudan memiliki pendapat yang berbeda mengenai seberapa cepat dan seberapa jauh normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel akan dilakukan.

Perdana Menteri Abdullah Hamdok menginginkan agar parlemen Sudan yang belum dibentuk, untuk memproses normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Tetapi hal tersebut mungkin bukanlah proses yang cepat, mengingat sensitivitas dan perbedaan pendapat sipil-militer.

Saksikan Video Berikut Ini:

Percakapan Telepon Antara Pemimpin AS, Israel, dan Sudan

Perdana Menteri israel Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membahas konferensi kesehatan tahunan di Tel Aviv pada 27 Maret 2018. (AFP PHOTO / JACK GUEZ)

Pekan ini, keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menghapus Sudan dari daftar negara sponsor terorisme membuka jalan bagi negara tersebut untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel

Selain itu, keputusan tersebut juga memberikan pencapaian pada Presiden Trump yang bersaing dalam pemilihan umum pada 3 November mendatang, menyaingi kandidat Demokrat Joe Biden.

Presiden Trump menyegel kesepakatan antara Israel dan Sudan itu melalui panggilan telepon dengan PM Netanyahu, dan PM Abdullah Hamdok, serta Kepala Dewan Transisi Sudan Abdel Fattah al-Burhan. 

Dalam percakapan via telepon itu,  Presiden Trump menyebutkan, "Apakah menurut Anda 'Sleepy Joe' (merujuk pada Joe Biden) bisa membuat kesepakatan ini?"

PM Netanyahu, yang bergantung pada dukungan bipartisan untuk Israel di Washington, menjawab dengan terbata-bata: "Tuan Presiden, satu hal yang dapat saya katakan kepada Anda, adalah ... kami menghargai bantuan perdamaian dari siapa pun di AS".

Ketika menjawab pertanyaan dalam konferensi pers pada hari Sabtu tentang bila dirinya merasa malu dengan pertanyaan  Presiden Trump, PM Netanyahu mengatakan bahwa sangat sulit untuk mempermalukan dirinya.

Ia pun menekankan bahwa dirinya berterima kasih kepada Presiden Trump atas kebijakannya terhadap Israel.

"Saya berharap kebijakan ini akan terus berlanjut. Saya tidak ingin membuat ramalan apapun tentang hasil pemilu," imbuh PM Netanyahu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya