Liputan6.com, New York - Amerika Serikat mencatat rekor jumlah kasus Virus Corona COVID-19 harian pada Kamis, 29 Oktober 2020 tertinggi dengan angka positif 90.000 diagnosis dalam 24 jam, menurut penghitungan dari Universitas Johns Hopkins.
AS mengalami kebangkitan wabah Corona COVID-19 sejak pertengahan Oktober, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (30/10/2020).
Advertisement
Baca Juga
Hingga saat ini sudah ada 8,94 juta kasus Virus Corona jenis baru di AS dan menjadikannya sebagai negara yang memiliki kasus terbanyak di dunia.
Dalam periode 24 jam yang sama, 1.021 orang meninggal karena COVID-19 di AS, menjadikan total kematian 228.625 orang. Ini adalah jumlah meninggal tertinggi yang tercatat.
Rekor kasus harian tertinggi di AS sebelumnya ditetapkan pada hari Sabtu kemarin, dengan 88.973 infeksi baru.
Virus Corona COVID-19 saat ini menyebar dan paling merajalela di Midwest.
Setidaknya sembilan negara bagian - Indiana, Ohio, Maine, Minnesota, Illinois, North Dakota, North Carolina, Michigan dan Oregon melaporkan rekor peningkatan satu hari kasus COVID-19 pada hari Kamis, menurut penghitungan Reuters.
Indiana juga melaporkan jumlah rawat inap yang mencapai rekor, yang melonjak di seluruh negeri.
Dengan lima hari tersisa hingga pemilihan presiden, Demokrat Joe Biden telah menjadikan penanganan krisis kesehatan Donald Trump sebagai titik serangan utama.
Saksikan Video Berikut Ini:
Prancis Kembali Lockdown
Sementara itu, Corona COVID-19 kembali membuat Prancis memberlakukan aturan lockdown.Â
Pemerintah Prancis mengumumkan kembali menerapkan lockdown nasional akibat gelombang baru pandemi COVID-19. Kasus di negara tersebut sudah tembus 1 juta.Â
Lockdown ini berlangsung hingga 1 Desember. Setiap 15 hari akan dilakukan asesmen.Â
"Seperti di musim semi, kamu hanya akan bisa pergi dari rumah untuk bekerja, untuk jadwal medis, untuk memberi bantuan ke seorang saudara, untuk belanja barang-barang pokok, atau untuk jalan-jalan di dekat rumah," ujar Presiden Prancis Emmanuel Macron seperti dikutip BBC.
Lewat Twitternya, Macron menyebut 85 persen warga yang meninggal akibat COVID-19 adalah lansia di atas 70 tahun. Macron juga menekankan untuk melindungi orang dengan penyakit kronis, pengidap diabetes, serta kegemukan.
Advertisement