Joe Biden Menang Pilpres AS 2020, Donald Trump: Saya Pemenangnya

Joe Biden menang dalam pilpres AS, sementara Donald Trump tetap menyatakan kemenangan bagi dirinya.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Nov 2020, 00:01 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2020, 23:48 WIB
Kandidat calon presiden AS dalam pemilu 2020, Donald Trump dan Joe Biden.
Kandidat calon presiden AS dalam pemilu 2020, Donald Trump dan Joe Biden. (AP Photo)

Liputan6.com, Washington D.C - Joe Biden menang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat. Berdasarkan perhitungan dari The Associated Press. Biden mendapatkan 284 suara electoral melebihi angka 270 sebagai syarat yang ditetapkan dalam undang-undang AS.

Di sisi lain, rivalnya dari kubu Republik, Donald Trump tetap mengklaim dirinya pemenang pemilu AS 2020 dan tak terima atas kemenangan Joe Biden.

"Saya memenangkan pemilihan ini, dengan suara yang banyak," tulis Donald Trump dalam akun Twitter-nya.

Meski begitu hasil perhitungan belum usai. Di negara bagian seperti North Carolina, Georgia, Nevada dan Alaska masih dalam proses penghitungan. Joe Biden menang Pilpres AS 2020 setelah unggul di Pennsylvania.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Trump Ajukan Gugatan

Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, memberi isyarat saat berbicara selama debat capres AS 2020 pertama pada Selasa (29/9/2020), di Case Western University dan Cleveland Clinic, Cleveland, Ohio. (Foto AP/Patrick Semansky)
Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, memberi isyarat saat berbicara selama debat capres AS 2020 pertama pada Selasa (29/9/2020), di Case Western University dan Cleveland Clinic, Cleveland, Ohio. (Foto AP/Patrick Semansky)

Trump telah mengajukan beberapa gugatan hukum, tetapi para analis berpendapat bahwa sebagian besar dari gugatan ini menyangkut sejumlah kecil surat suara yang mungkin tidak akan membuat perbedaan pada hasil akhirnya, dengan pengecualian Pennsylvania, di mana Mahkamah Agung sebelumnya mengisyaratkan dapat meninjau kembali aturan tentang tenggat waktu untuk menerima suara pos.

Tapi cerita di sini bukan hanya soal penghitungan. Sekarang sepertinya data polling sebelum pemilu tidak memberi tahu kita keseluruhan cerita tentang publik Amerika. Banyak pengamat tidak menyadari perlombaan akan berjalan begitu ketat.

Beberapa ahli mencurigai ada bagian dari publik Amerika yang bahkan tidak akan berpartisipasi dalam pemungutan suara karena mereka tidak mempercayai institusi dan mereka lebih cenderung memilih Trump.

Prioritas pemilih mungkin juga sedikit salah dinilai. Sementara pandemi COVID-19 telah mendominasi berita utama, sebuah survei yang dilakukan oleh Edison Research menemukan bahwa lebih banyak pemilih (total sepertiga) mencantumkan ekonomi sebagai masalah utama mereka, itu adalah pesan inti Trump.

Suara Trump juga terlihat sedikit lebih beragam dari yang diperkirakan banyak orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya