Liputan6.com, Washington D.C. - Setelah diperkirakan menjadi pemenang pilpres AS, Presiden terpilih Joe Biden dikabarkan menunjuk Janet Yellen sebagai pemimpin departemen keuangan AS. Jika dikonfirmasi senat, ia akan menjadi perempuan pertama dalam sejarah AS yang menempati posisi tersebut.
Dikutip dari BBC, Selasa (24/11/2020), Yellen sebelumnya adalah seorang ekonom berusia 74 tahun, ia juga menjabat sebagai kepala Bank Sentral Amerika dan penasehat ekonomi pada maa pemerintahan Bill Clinton.
Baca Juga
Jasanya dikenang ketika ia membantu pemerintah untuk mengarahkan pemulihan ekonomi setelah krisis keuangan pada tahun 2007 dan juga resesi berikutnya. Yellen juga pernah menjadi ketua Federal Reserve AS sebelumnya akhirnya ia diganti pada masa pemerintahan Trump.
Advertisement
Pada awal pandemi, Yellen juga aktif dalam memberikan kritik dan saran pada pemerintahan AS untuk melindungi ekonomi dari dampak COVID-19.
Sejumlah sosok kaum hawa ini juga tercatat pernah ditunjuk menjadi menteri keuangan wanita pertama dalam sejarah dunia, berikut ini ulasanya Liputan6.com kutip dari beragam sumber:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Nirmala Sitharaman
Nirmala Sitharaman diangkat sebagai Menteri Keuangan perempuan pertama di India dalam hampir lima dekade terakhir.
Perdana Menteri Narendra Modi memilih Sitharaman sebagai pengganti Arun Jaitley, yang memilih untuk tidak mengambil peran aktif dalam pemerintahan baru karena alasan kesehatan.
Sebelumnya menjabat menteri pertahanan dan perdagangan, kini Sitharaman adalah perempuan pertama yang memegang posisi penentu keuangan India setelah Indira Gandhi, sekitar lima dekade silam.
Sitharaman sebelumnya adalah seorang juru bicara terkemuka untuk Partai Bharatiya Janata (BJP), sebelum ia diangkat menjadi menteri di kabinet Modi pada tahun 2014.
Selama Sitharaman memimpin kementerian perdagangan, ia juga ditugaskan sebagai menteri junior di Kementerian Keuangan di bawah Jaitley.
Advertisement
2. Chrystia Freeland
Chrystia Freeland merupakan wanita pertama yang menjadi menteri keuangan di Kanada. Freeland seorang mantan jurnalis dan juga menjadi sekutu paling dipercaya oleh PM Trudeau.
Ia menggantikan posisi Bill Morneau yang mengundurkan diri dari jabatan tersebut. Alasan dipilihnya Freeland dalam menjabat posisi tersebut yaitu berkat pengalamannya menegosiasikan kesepakatan perdagangan dengan Amerika Utara.
Freeland dipercaya oleh banyak orang akan menjadi penerus Trudeau sebagai pemimpin Partai Liberal, ia mempelopori negosisasi perdagangan AS-Meksiko-Kanada atau USMCA.
3. Margaret Guilfoyle
Margaret Guilfoyle menjadi wanita pertama di Australia yang menjabat sebagai menteri keuangan, ia mulai mengabdi sebagai menteri pada tahun 1971 hingga 1987.
Margaret mendapatkan jabatan tersebut saat era pemerintahan Fraser.
Dikutip dari Perth Now, Selasa (24/11/2020), PM Scott Morrison pernah mengatakan bahwa Margaret adalah orang yang "luar biasa" karena membuka pintu bagi wanita di Australia untuk mendapatkan terjun ke pemerintahan.
"Sebagai seorang menteri, Margaret saat itu sangat teliti, percaya diri dan tidak tergoyahkan. Dia akan menjadi panutan bagi banyak wanita yang akan mengikutinya,” imbuh Morrison.
Advertisement
4. Sri Mulyani
Sri Mulyani pertama kali ditunjuk untuk menjadi menteri keuangan pada tahun 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini membuat ia menjadi menteri keuangan wanita pertama di Indonesia.
Saat itu, salah satu kebijakan pertamanya sebagai menteri keuangan ialah memecat petugas korup di lingkungan depertemen keuangan. Dia berhasil meminimalisir korupsi dan memprakarsai reformasi dalam sistem pajak dan keuangan Indonesia, dan mendapat reputasi sebagai menteri yang berintegritas.
Selepas itu, Sri Mulyani menghabiskan waktunya menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Jabatan ini diembannya mulai 1 Juni 2010 hingga dia dipanggil kembali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sri Mulyani terpilih lagi menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) di Kabinet Indonesia Maju. Dengan hal ini, maka Sri Mulyani tercatat menjabat sebagai menteri keuangan selama tiga periode.
Reporter: Ruben Irwandi