Korsel Larang Pesta Tahun Baru Agar Anak Muda Tak Tertular COVID-19

Korsel melarang pesta tahun baru di tengah pandemi COVID-19. Ini bertujuan agar anak muda tidak tertular Virus Corona COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Des 2020, 17:06 WIB
Diterbitkan 01 Des 2020, 17:06 WIB
FOTO: Aktivitas Warga Korea Selatan di Tengah Pandemi COVID-19
Orang-orang yang memakai masker untuk membantu melindungi dari penyebaran virus corona COVID-19 memberi makan burung merpati di sebuah jalan di Goyang, Korea Selatan, Rabu (11/11/2020). (AP Photo/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan (Korsel) memperketat aturan social distancing mereka untuk meredam COVID-19. Pesta tahun baru kini dilarang.

Level siaga di Provinsi Gyeonggi dan Incheon yang berada di sekitar Seoul kini naik menjadi level 2. Sebelumnya, Seoul juga sudah naik ke level 2. Busan jadi naik ke level tersebut.

Menurut laporan Yonhap, Selasa (1/12/2020), level social distancing di dua wilayah itu naik selama satu minggu. Akibatnya, tempat sauna, mandi uap, serta tempat gym juga ikut dilarang selama periode itu.

Pemerintah turut akan melarang hotel, ruang pesta, dan guesthouse untuk merayakan pesat-pesat tahun baru. Ini bertujuan agar virus tak tersebar di kalangan anak muda.

Pada level 2 di sistem Korea Selatan, pernikahan dan tempat pemakaman harus membatas pengunjung hingga 100 orang. Kafe hanya boleh pesan antar, sementara restoran tak boleh menerima pengunjung usai jam 21.00.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Warga Korea Selatan Inginkan Bantuan Uang Gelombang 3 untuk Lawan COVID-19

Kasus COVID-19 Melonjak, Korea Selatan Naikan Satu Level Aturan Social Distancing
Produk pencegahan epidemi yang dipamerkan dalam Pameran Pertahanan dan Keamanan Korea Selatan (South Korea Defense and Security Expo) 2020 di Korea International Exhibition Center di Goyang, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan (18/11/2020). (Xinhua/Wang Jingqiang)

Masyarakat Korea Selatan mendukung adanya tambahan bantuan uang untuk meredam dampak COVID-19. Pemerintah Korea Selatan sudah dua kali memberikan bantuan keuangan.

Terakhir pemerintah Korsel memberikan bantuan pada September lalu.

Menurut laporan Yonhap, Rabu 25 November 2020, survei menunjukan 56,3 persen warga Korsel mendukung adanya bantuan lagi. Penolakan muncul dari 39,7 responden.

Survei melibatkan 500 orang Korea Selatan berusia 18 tahun ke atas.

Sebanyak 57,1 persen responden meminta agar bantuan bersifat universal agar semua orang bisa mendapatkannya. Namun, ada 35,8 persen yang ingin bantuannya bersifat selektif.

Pada bantuan sebelumnya, bantuan diberikan kepada pebisnis kecil, wirausahawan, serta bantuan rumah tangga. Bantuan gelombang kedua diberikan pemerintah Korsel secara lebih selektif.

Warga Seoul Menolak

Korsel Mulai Tes Covid-19 Massal di RS dan Panti Jompo
Orang-orang memakai masker untuk mencega virus corona berdoa selama kebaktian di kuil Chogyesa di Seoul, Korea Selatan, Senin (19/10/2020). Korsel pada Senin mulai menguji puluhan ribu karyawan rumah sakit dan panti jompo untuk mencegah wabah COVID-19. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Sentimen negatif muncul dari warga ibu kota Seoul. Hampir setengah responden dari Seoul menolak BLT gelombang tiga.

Sebanyak 49,5 persen warga Seoul menyuarakan penolakan mereka. Yang mendukung hanya 43,9 persen.

Dukungan dari Incheon dan Gyeonggi tercatat lebih tinggi, yakni mencapai 63,1 persen.

Di kalangan pendukung partai, mayoritas pendukung Partai Demokrat mendukung proposal BLT ini. Totalnya, 74,3 persen. Partai Demokrat saat ini sedang berkuasa di Korsel.

Penoakan datang dari Partai Kekuatan Rakyat yang hanya 41,7 persen setuju.

Infografis COVID-19:

Infografis Hindari Penularan Covid-19, Ayo Jaga Jarak! (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Hindari Penularan Covid-19, Ayo Jaga Jarak! (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya