Liputan6.com, Beijing - Seorang pejabat dari Komisi Kesehatan Nasional (National Health Commission/NHC) mengatakan bahwa pengembangan vaksin Virus Corona COVID-19 China telah memasuki "sprint terakhir". Saat ini dikabarkan telah memasuki proses persiapan produksi massal vaksin penyakit tersebut.
"Evaluasi sebuah vaksin membutuhkan sejumlah indikator komprehensif, di mana keamanan, efektivitas, aksesibilitas, dan keterjangkauan menjadi yang terpenting," papar pejabat NHC Zheng Zhongwei seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (17/12/2020).
Sejauh ini China telah mengadopsi lima pendekatan teknologi dalam mengembangkan vaksin COVID-19. Sudah ada 15 vaksin memasuki uji klinis, lima di antaranya menjalani uji klinis fase tiga.
Advertisement
Menurut Zheng, China mempromosikan uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 secara ilmiah dan ketat.
Selain itu, kata Zheng, China juga melakukan peninjauan dan persetujuan sesuai undang-undang, regulasi, dan standar teknis yang diakui secara internasional untuk memastikan vaksin tersebut aman, efektif, dan dapat bertahan melewati ujian waktu.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Ini:
5 Vaksin yang Masuk Fase 3 Uji Klinis
Lima vaksin dalam uji klinis fase tiga meliputi dua vaksin nonaktif yang dikembangkan oleh China National Biotec Group yang berafiliasi dengan Sinopharm, satu vaksin nonaktif yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech, satu vaksin vektor adenovirus yang dikembangkan oleh Akademi Ilmu Militer China dan CanSino Biologics Inc., serta satu vaksin subunit rekombinan yang dikembangkan oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmacies Co., Ltd. bersama Institut Mikrobiologi di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China.
Karena epidemi telah dikendalikan secara efektif di China, negara tersebut tidak lagi memenuhi syarat untuk melakukan uji klinis fase tiga. Uji klinis itu dilakukan di luar negeri, yang juga menghadirkan beberapa kesulitan dan tantangan, kata Zheng.
China mengizinkan penggunaan darurat vaksin COVID-19 pada Juni.
Advertisement