Dua Tahun Jadi Ketua, Indonesia Berhasil Pimpin Tiga Komite DK PBB

Indonesia sukses mengetuai tiga komite Dewan Keamanan (DK) PBB

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 18 Des 2020, 11:23 WIB
Diterbitkan 18 Des 2020, 11:09 WIB
Ilustrasi ruang sidang DK PBB.
Ilustrasi ruang sidang DK PBB. (Dok: Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah dua tahun mengetuai tiga Komite di Dewan Keamanan (DK) PBB, Indonesia berhasil meraih sejumlah capaian membanggakan.

Dalam pertemuan virtual DK PBB yang diselenggarakan pada 16 Desember 2020, Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Duta Besar Dian Triansyah Djani, menyampaikan keberhasilan tiga Komite DK PBB dalam memerangi terorisme dan pencegahan akses senjata pemusnah massal bagi entitas non-pemerintah.

Sejak 1 Januari 2019, Dubes Djani mengetuai Komite 1267 mengenai ISIL/Da’esh - Al Qaeda; Komite 1988 tentang Taliban; dan Komite 1540 terkait non-proliferasi senjata pemusnah massal. Komite 1267 di bawah kepemimpinan Indonesia mencatatkan rekor baru dalam pemutakhiran data daftar sanksi.

Jumlah tanggapan dari negara yang memberikan informasi kepada Komite pada periode 2019-2020 merupakan jumlah terbanyak selama sejarah berdirinya Komite Sanksi.

Prestasi Indonesia sebagai Ketua Komite 1988 tercermin dari keberhasilan memfasilitasi tercapainya konsensus terkait pemberian travel exemption untuk sejumlah nama yang akan berpartisipasi pada proses perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan.

“Upaya Indonesia selama ini selalu mengacu pada tujuan utama komite yaitu mendukung proses perdamaian dan rekonsiliasi” ujar Dubes Djani.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kepemimpinan Indonesia

Bangga, Delegasi DK PBB Kenakan Batik Saat Sidang
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (tengah) dan sejumlah delegasi anggota Dewan Keamanan PBB mengenakan batik saat sidang Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (7/5/ 2019). (Liputan6.com/Pool/Kemenlu)

Dubes Djani menambahkan bahwa Indonesia juga mengukir prestasi sebagai Ketua Komite 1540 mengenai non-proliferasi, kerena telah berhasil mendorong kesatuan pandangan dalam mempersiapkan proses Comprehensive Review Resolusi 1540 yang akan dilaksanakan pada tahun 2021. Comprehensive Review ini diharapkan dapat lebih efektif mencegah aksi teroris memperoleh senjata pemusnah masal. Selain itu, Indonesia juga berhasil mendorong peningkatan penyampaian laporan “non-proliferasi” negara-negara.

Pandemi COVID-19 memberikan tantangan tersendiri bagi kepemimpinan Indonesia. Namun, Komite 1267 berhasil menjadi komite DK PBB pertama yang mengadakan pertemuan secara virtual, sementara Komite 1540 merupakan komite pertama yang mengadakan pertemuan secara langsung di Markas Besar PBB dengan protokol kesehatan yang ketat.

Seluruh anggota DK PBB menyampaikan apresiasi terhadap kepemimpinan Indonesia di ketiga Komite yang telah memberikan kontribusi positif, dan memastikan Komite tetap dapat menjalankan mandat di tengah pandemi COVID-19.

Dipilihnya Indonesia untuk memimpin 3 badan subsider DK PBB menunjukkan kepercayaan masyarakat internasional terhadap kredibilitas dan kepemimpinan Indonesia dalam isu pemberantasan terorisme. Di bawah keketuaan Indonesia, ketiga komite selalu mengambil keputusan secara konsensus dengan prinsip transparansi, profesionalitas serta imparsialitas.

“Rekam jejak diplomasi Indonesia sebagai bridge-builder dan consensus-maker di berbagai isu menjadi modal utama diperolehnya kepercayaan dari masyarakat internasional. Hal ini merupakan hasil konkret atas upaya aktif Indonesia yang selalu mencari konsensus dan jalan tengah untuk menjembatani perbedaan,” demikian tutup Dubes Djani.


Infografis Kiprah RI di DK PBB:

Infografis Kiprah RI di DK PBB
Infografis Kiprah RI di DK PBB (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya