Liputan6.com, Roma - Perdana Menteri Giuseppe Conte mengumumkan Jumat malam (18 Desember) bahwa Italia akan menerapkan pembatasan baru selama liburan Natal dan Tahun Baru.Â
Di bawah kebijakan baru itu, pertokoan, bar, dan restoran akan ditutup dan perjalanan antar wilayah di Italia akan dilarang, sepeti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (19/12/2020).Â
Baca Juga
Selain itu, aktivitas keagamaan juga hanya akan diizinkan sampai pukul 10 malam.
Advertisement
Langkah tersebut dilakukan ketika Lombardy, Veneto dan Lazio kembali mencatat tingkat penularan COVID-19, yang berarti virus kembali menyebar di tiga wilayah utama setelah berminggu-minggu penurunan kasus.
Angka kasus COVID-19 di Italia secara nasional kini adalah 0,86 persen.Â
"Pakar kami khawatir kurva infeksi akan meningkat selama liburan Natal," kata PM Conte.
Perdana menteri mengakui bahwa otoritas Italia tidak memiliki sarana atau niat untuk menanggapi pelanggaran aturan dengan tindakan penahanan, namun ia tetap meminta warga untuk menghormati pembatasan baru itu.Â
“Virus terus menyebar dimana-mana. Kami bisa menanganinya, tetapi kami mungkin tidak bisa mengalahkannya, '' ujar PM Conte.
"Inilah sebabnya mengapa bahkan di antara para ahli kami ada kekhawatiran kuat kurva penularan dapat melonjak selama periode Natal," lanjutnya.Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Sejumlah Pertokoan Dibuka dengan Aturan Jam Malam
Sementara itu, toko yang menjual bahan makanan, salon tata rambut, apotek, penjual tembakau dan binatu, serta toko buku di Italia akan tetap dibuka.Â
Pertokoan di Italia, diizinkan untuk buka sampai pukul 21.00 dengan warga yang akan diperbolehkan untuk bergerak di luar rumah.
PM Conte pun menyatakan bahwa kebijakan lockdown akan dilonggarkan pada 28 sampai 30 Desember mendatang, serta 4 Januari 2021.
Namun pembatasan baru tetap melarang diadakannya acara makan siang di restoran pada saat liburan Natal.Â
Tetapi untuk melunakkan dampak ke sektor yang sudah parah akibat pembatasan, keputusan itu memasukkan dana bantuan hingga 645 juta euro.Â
Italia, saat ini memiliki 60 juta penduduk dan merupakan salah satu populasi tertua di Eropa.
Per 18 Desember, Italia melaporkan 674 kematian terkait COVID-19 yang jumlahnya lebih besar dibanding 683 pada hari sebelumnya, menurut Kementerian Kesehatan negara tersebut.Â
Sementara itu, penambahan kasus harian telah menurun menjadi 17.992 dari 18.236, menjadikan totalnya saat ini sebanyak 1,92 juta infeksi.Â
Italia telah mencatat 67.894 kematian akibat COVID-19 sejak wabah Virus Corona pertama kali muncul pada Februari 2020, dan merupakan jumlah kematian tertinggi di Eropa dan tertinggi kelima di dunia.
Advertisement