Liputan6.com, Tunis - Empat tentara Tunisia, Rabu (3/2) dilaporkan tewas dalam insiden ledakan ranjau darat. Kala itu mereka terlibat dalam operasi kontra-terorisme di pegunungan Tunisia tengah.
"Empat tentara tewas oleh ranjau saat bertugas dalam satu unit militer yang melakukan operasi penyisiran di Gunung Mghila ketika memburu teroris," kata Juru Bicara Kementerian di Tunisia Mohamed Zekri kepada kantor berita AFP.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (4/2/2021) Operasi penyisiran itu merupakan "bagian dari operasi antiteroris yang regular dilakukan oleh pasukan militer di wilayah tersebut," Zekri menambahkan.
Tunisia mengalami lonjakan terkait Islam radikal sejak presiden Zine El Abidine Ben Ali digulingkan dalam revolusi tahun 2011. Puluhan anggota pasukan keamanan terbunuh sejak tahun 2011 dalam beberapa serangan jihadis.
Serangan tunggal yang paling banyak menelan korban tentara terjadi pada Juli 2014, ketika 15 tentara tewas di Gunung Chaambi.
Situasi keamanan jauh lebih baik dalam beberapa tahun terakhir, namun pasukan Tunisia terus menjadi sasaran.
Simak video pilihan di bawah ini:
Kondisi Tunisa Saat Pandemi Corona COVID-19
Tunisia menjadi satu dari banyak daftar dunia yang terdampak Corona COVID-19.
Pada April 2020, Presiden Tunisia Kais Saied menerapkan lockdown di negaranya. Kebijakan lockdown ini mirip seperti negara-negara lain yang menerapkannya hingga awal bulan depan.
Dilaporkan France24, kebijakan lockdown di Tunisia berlaku pada hari Minggu besok. Keputusan diambil setelah satu orang di Tunisia meninggal akibat Virus Corona (COVID-19).
Masjid-masjid serta kafe akan tutup akibat imbas kebijakan ini. Transportasi darat, laut, dan utara juga ditangguhkan untuk mencegah penyebaran virus.
Tunisia memprediksi adanya resesi ekonomi. Untuk membantu orang-orang ekonomi lemah, Presiden Tunisia meminta agar utang bank ditangguhkan selama setengah tahun. Presiden Saied berjanji negara akan hadir di tengah epidemi COVID-19.
"Tidak perlu takut atau panik, negara akan bersamamu," ujarnya di televisi.
Sama seperti banyak negara lain, Presiden Saied meminta masyarakat tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan mendesak.
Advertisement