Liputan6.com, Amman - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengunjungi Yordania untuk membahas hubungan bilateral, termasuk soal, preferential trade agreement, pupuk dan vaksin COVID-19. Menlu Retno menolak tegas tendensi nasionalisme vaksin.
Menurutnya, dunia hanya bisa mengalahkan pandemi melalui kerja sama. Pandangan itu turut Menlu Retno sampaikan ke Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi.
Advertisement
Baca Juga
"Kerja sama adalah satu-satunya opsi agar kita menang pertempuran melawan pandemi ini bersama. Kita tadi memiliki peluang untuk membahas pentingnya akses setara vaksin bagi semua kalangan dan bahaya nasionalisme vaksin," ujar Menlu Retno dalam konferensi pers di Yordania, Selasa (9/2/2021).
Yordania adalah negeri pertama yang dikunjungi Menlu Retno di 2021. Ia berkunjung bersama direktur holding pupuk Indonesia.
Kerja sama pupuk fosfat antar kedua negara dinilai potensial. Menlu Retno pun bertemu dengan Menteri Ekonomi Yordania untuk membahas isu ini.
"Fosfat adalah salah satu prioritas kerja sama Indonesia dengan Yordania. Kita telah mengembangkan kerja sama di sektor ini selama bertahun-tahun. Dan salah satu kisah suksesnya adalah Joint Venture antara Jordan Phosphate Mines Company dan PT Petrokimia Gresik," papar Menlu Retno.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Perjanjian Dagang
Pada kesempatan tersebut, Menlu Retno menyampaikan niat agar adanya preferential trade agreement dengan Yordania. Proposal itu telah disampaikan.
"Indonesia telah mengajukan sebuah Preferential Trade Agreement dengan Yordania dan berharap adanya respons positif dari Yordania pada proposal ini," ujar Menlu Retno.
Selain itu, rencananya Menlu Retno akan bertemu Menteri Luar Negeri Palestina pada Rabu (10/2) besok.
Advertisement