Liputan6.com, Jakarta - Cheetah dan singa memiliki kecepatan tinggi agar bisa mengejar buruannya. Sebagian hewan di dunia, memang butuh kecepatan untuk bertahan hidup.
"Umumnya, hewan-hewan menjadi cepat secara evolusional apabila mereka dikejar atau mengejar," ujar ahli biologi Chris Barnhart dari Missouri State University, seperti dilaporkan BBC.
Advertisement
Baca Juga
Akan tetapi, tidak semua hewan butuh kecepatan untuk bertahan hidup. Contohnya, kungkang (sloth) memilih bergerak lambat demi menghemat energi, serta membantu penyamaran di alam liar.
Hewan terkenal lain yang terkenal lambat adalah siput. Selama 550 juta tahun terakhir, siput sudah memiliki kecepatan yang lamban.
Hewan moluska bergerak dengan kontraksi otot yang disebut "pedal waves". Akibatnya, pergerakan mereka sangat lambat.
Untungnya, siput memiliki cangkang yang berguna untuk perlindungan. Mereka juga mengeluarkan lendir yang baunya tidak enak sehingga hewan itu terlindungi dari hewan pemangsa, meski tidak bisa lari.
Hewan apa yang memangsa siput? Menurut University of California, musuh alami dari siput adalah ular, kodok, burung, serta kumbang.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kura-Kura
Pakar reptil Jeffrey Lovich dari Southwest Biological Science Center menyebut bergerak lambat adalah hal yang berbahaya di dunia hewan. Alhasil, banyak hewan yang melakukan adaptasi yang membuat mereka susah atau tak enak jika dikejar atau dimakan.
Kura-kura bergerak lambat karena cangkang mereka. Tetapi spesies itu berhasil selamat selama lebih dari 200 juta tahun meski berjalan lambat.
Siput yang tak punya cangkang mengeluarkan banyak lendir dan lebih lengket. Hewan seperti kucing dan anjing peliharaan pun cenderung menghindari siput akibat lendir mereka.
Di laut, ada juga hewan yang lamban, seperti manatee (sapi laut). Gerakan mereka yang lambat dikompensasi dengan tebalnya kulit mereka, alhasil mereka sulit dimakan predator.
Advertisement