Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Suriname sepakat tingkatkan kerja sama di bidang ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan penanganan perubahan iklim.
Hal tersebut menjadi kesimpulan pertemuan ke-6 Sidang Komisi Bersama (SKB) yang diselenggarakan secara daring (09/04/2021).
Advertisement
Baca Juga
SKB ke-6 ini dibuka secara resmi Menteri Luar Negeri RI dan Menlu Suriname, dilanjutkan oleh Ketua Bersama, Dubes Ngurah Swajaya (Dirjen Amerika-Eropa, Kemlu) dan Dubes Miriam Angela Mac Intosh, Permanent Secretary for Geopolitical Affairs and International Development Cooperation, Kemlu Suriname.
Secara historis, hubungan kedua negara sangat dekat, di mana suku dan bahasa Jawa merupakan salah satu suku bangsa dan bahasa yang terus berkembang di Suriname sejak tahun 1890.
Saat ini, terhitung jumlah masyarakat Suriname keturunan Jawa berjumlah sekitar 14% dari total penduduk, atau sekitar 80 ribu orang dan suku Jawa yang juga memegang peranan penting di berbagai bidang.
“Bekal hubungan sejarah dan budaya yang khusus ini menjadi alasan kuat bagi Indonesia dan Suriname untuk memperkokoh hubungan bilateral di berbagai bidang yang menjadi kepentingan Bersama," tegas Dubes Ngurah.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kerja Sama Berbagai Bidang
Perhatian khusus Indonesia terhadap Suriname telah dibuktikan dengan diberikannya hibah ke Suriname sebesar USD 100.000 untuk pendirian Sentra UMKM untuk kerajinan dan kuliner di Distrik Commewijne dan Pusat Dokumentasi dan Penyusunan Buku Sejarah Migrasi Masyarakat Jawa ke Suriname.
Dalam pertemuan ini, beberapa kerja sama yang diidentifikasi, antara lain, pendirian Rumah Budaya Indonesia di Suriname, kelanjutan kerja sama pendidikan diplomatik, kerja sama inseminasi buatan ternak sapi, pengembangan kapasitas SDM di bidang pertanian, pemberian beasiswa dari Universitas Diponegoro untuk Pendidikan Strata Dua (S2) didang kehutanan dan konservasi hutan bakau, serta pembaruan kerja sama sister city dengan Bantul-Paramaribo dan Yogyakarta-Commewijne.
Di bidang ekonomi, selain beberapa produk ekspor Indonesia yang potensial ditingkatkan, swasta Indonesia juga sampaikan komitmennya melanjutkan kerja sama pada sektor pembangunan infrastruktur Suriname, seperti pembangunan pelabuhan dan eksplorasi minyak lepas pantai.
Suriname merupakan mitra dagang terpenting Indonesia di Karibia karena menjadi pintu masuk bagi produk-produk ekspor Indonesia ke kawasan.
Nilai perdagangan bilateral mencapai USD 5.6 juta (2020) dan surplus bagi Indonesia sebesar USD 5.4 juta (Kemendag RI).
Dalam jangka 5 tahun terakhir, total perdagangan Indonesia dan Suriname terus meningkat, dengan surplus di Indonesia.
Peningkatan ekspor Indonesia dalam kurun 5 tahun adalah 4.57%. Secara keseluruhan, kawasan Karibia memiliki populasi sekitar 44.4 juta orang dengan total GDP mencapai lebih dari USD 279 miliar di tahun 2019.
Advertisement