Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memberikan simpatinya. Dalam pernyataan resmi Kedutaan Besar AS di Yerusalem, Joe Biden mengecam serangan Hamas yang membabi-buta menuju kota-kota Israel.
Ucapan Joe Biden ini muncul setelah militer Israel menyerang gedung tempat media Associated Press (AP) dan Al Jazeera berkantor. Israel menuding gedung itu turut menjadi markas Hamas. Penghuni gedung terlebih dulu dievakuasi.
Advertisement
Baca Juga
Biden menelepon Netanyahu pada Sabtu malam (15/5). Ia turut menyayangkan adanya korban masyarakat sipil di pihak Israel dan Palestina, termasuk anak-anak. Terkait media, Biden meminta agar keamanan dan keselamatan jurnalis dijaga.
Keprihatinan Biden juga muncul karena kerusuhan antar komunitas mulai terjadi di Israel. Ketegangan mulai terjadi karena komunitas Arab di Israel protes atas serangan yang terjadi.Â
Biden mengapresiasi pernyataan dari Netanyahu dan pemimpin dunia lain yang menolak kekerasan. Tak lupa, Joe Biden turut membahas ketegangan di Yerusalem, serta konfrontasi di Tepi Barat.
Biden mendukung langkah-langkah agar Palestina bisa menikmati martabat, keamanan, kemerdekaan, dan peluang ekonomi, serta mendukung solusi dua negara (two-state solution).
Ke depannya, Joe Biden sepakat akan terus berkomunikasi dengan Benjamin Netanyahu.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Gedung Kantor Berita AP dan Al Jazeera di Gaza Dihantam Misil Israel
Sebuah blok menara di Gaza Palestina yang menampung kantor Amerika Serikat Associated Press dan media Qatar Al Jazeera runtuh pada hari Sabtu 15 Mei 2021 waktu setempat setelah dihantam rudal Israel, kata seorang saksi sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip CNBC (15/5)
Pemilik gedung telah diperingatkan sebelum serangan rudal Israel yang akan datang, kata seorang wartawan Reuters, dan bangunan itu telah dievakuasi.Â
Bangunan ini juga berisi sejumlah apartemen dan kantor lainnya.
Konflik dan ketegangan antara Israel - Palestina tengah meningkat, dengan kelompok militan di Gaza dan militer negara Yahudi tersebut saling bertukar serangan roket, misil, dan artileri.
Setidaknya ratusan orang telah menjadi korban tewas dan luka, termasuk sejumlah aparat keamanan di Israel.
Advertisement