Gerak Cepat, WHO Minta Sumbangan Rp 100 Miliar untuk Gaza

WHO secara urgen mencari sumbangan untuk kepentingan Jalur Gaza. Targetnya mencapai Rp 100 miliar.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 21 Mei 2021, 15:01 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2021, 15:01 WIB
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)

Liputan6.com, Jenewa - WHO meminta sumbangan yang bersifat urgen demi sektor kesehatan di Jalur Gaza. Targetnya, WHO ingin mengumpulkan donasi sebesar US$ 7 juta (Rp 100 miliar).

Uang sebesar Rp 100 miliar sangat dibutuhkan WHO untuk berbagai sektor. Alokasi terbesar untuk perawatan trauma dan darurat (Rp 50 miliar), kemudian menjaga akses layanan kesehatan esensial, termasuk COVID-19 (Rp 34 miliar).

Ada juga alokasi dana koordinasi untuk aktivitas mitra sebesar Rp 4 miliar.

"Di Jalur Gaza, pelayanan kesehatan yang fungsional dan kesehatan publik dari populasi telah terdampak oleh kerusakan dan kehancuran gedung-gedung, termasuk fasilitas-fasilitas kesehatan, dan infrastruktur esensial," tulis WHO dalam pernyataan resmi pada Kamis, 20 Mei 2021.

WHO juga menyorot situasi di Tepi Barat yang butuh pelayanan dan perlengkapan kesehatan. Selain itu, WHO siap membantu kesehatan mental dan psikososial. Diperkirakan ada 210 ribu orang yang menderita penyakit mental sedang dan parah di Jalur Gaza sejak awal 2021.

Pendanaan sebesar Rp 100 miliar ini dipastikan WHO akan berguna untuk respons darurat yang komprehensif selama enam bulan ke depan.

Selama 7 hingga 19 Mei 2021, WHO mencatat ada 227 korban tewas dan 1.620 teruka di Gaza. Di Tepi Barat, korban tewas ada 27 orang dan 6.772 terluka.

(US$ 1: Rp 14.369)

Israel-Hamas Sepakati Gencatan Senjata di Jalur Gaza

FOTO: Warga Gaza Rayakan Gencatan Senjata Israel - Hamas
Warga mengibarkan bendera Palestina saat merayakan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas di depan bangunan yang hancur di Kota Gaza, Palestina, Jumat (21/5/2021). Israel melakukan gencatan senjata dengan gerakan Islam yang berkuasa di Jalur Gaza, Hamas. (MAHMUD HAMS/AFP)

Israel dan kelompok bersenjata utama Palestina di Gaza, Hamas mengumumkan gencatan senjata pada Kamis 20 Mei 202, yang bertujuan untuk mengakhiri konflik paling dahsyat di antara mereka selama tujuh tahun.

Gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir diumumkan menyusul meningkatnya tekanan internasional untuk mengakhiri konflik selama 11 hari yang telah merenggut nyawa di kedua sisi, dengan jet Israel menghantam Gaza dengan serangan udara saat militan menembakkan ribuan roket ke arah Israel. 

Mengutip Channel News Asia, Jumat (21/5/2021), sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kabinet keamanan telah "dengan suara bulat menerima rekomendasi dari semua pejabat keamanan ... untuk menerima inisiatif Mesir untuk gencatan senjata bersama tanpa prasyarat, yang akan berlaku pada waktu yang akan datang".

Hamas kemudian mengkonfirmasi gencatan senjata tersebut dalam sebuah pernyataan, mengatakan bahwa itu akan mulai berlaku pada pukul 2 pagi pada hari Jumat.

Pernyataan Israel mengatakan kampanye udaranya di Gaza telah membuat pencapaian yang "belum pernah terjadi sebelumnya".

"Pimpinan politik menekankan bahwa kenyataan di lapanganlah yang akan menentukan masa depan operasi tersebut," tambahnya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Kamis bahwa dia akan "siap kapan saja untuk pergi ke Israel, ke Timur Tengah, jika itu akan melayani tujuan bergerak melampaui kekerasan dan membantu untuk bekerja dalam meningkatkan kehidupan bagi orang Israel dan Palestina" .

Infografis Krisis Palestina:

Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya