Mewakili Selandia Baru, Laurel Hubbard Akan Jadi Atlet Transgender Pertama di Olimpiade

Memicu banyak kontroversi, Laurel Hubbard akan menjadi atlet transgender pertama yang bertanding di Olimpiade.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jun 2021, 07:02 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2021, 07:02 WIB
Laurel Hubbard
Laurel Hubbard (AFP)

Liputan6.com, Tokyo - Atlet angkat besi Laurel Hubbard dari Selandia Baru telah menjadi atlet transgender pertama yang dipilih untuk bersaing di Olimpiade dalam sebuah keputusan yang kontroversial.

Dikutip dari BBC, Senin (21/6/2021), pejabat setempat telah memilihnya untuk tim angkat besi wanita untuk Tokyo 2020, setelah persyaratan kualifikasi baru-baru ini diubah.

Ia telah berkompetisi dengan pria sebelum keluar sebagai transgender pada 2013.

Kritikus mengatakan Hubbard memiliki keuntungan yang tidak adil, tetapi yang lain berpendapat agar Olimpiade memiliki lebih banyak inklusi.

"Saya berterima kasih dan rendah hati atas kebaikan dan dukungan yang telah diberikan kepada saya oleh begitu banyak warga Selandia Baru," jelas Hubbard dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Komite Olimpiade Selandia Baru.

Hubbard akan bersaing dalam kategori angkat besi 87 kilogram putri.

Memicu Banyak Kontroversi

Warna-warni Cahaya Olimpiade 2021 Membalut Tokyo
Pemandangan umum menunjukkan Cincin Olimpiade di depan Stadion Nasional, tempat utama untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, 100 hari sebelum upacara pembukaan di Tokyo pada 14 April 2021. (Charly TRIBALLEAU / AFP)

Atlet yang berusia 43 ini sudah memenuhi syarat untuk bersaing di Olimpiade ketika Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada 2015 mengubah aturannya yang mengizinkan atlet transgender untuk bersaing sebagai wanita jika kadar testosteron mereka di bawah ambang batas tertentu.

Testosteron adalah hormon yang meningkatkan massa otot. Walau kadar Hubbard di bawah batas yang sudah ditentukan, para kritikus tetap mengatakan partisipasinya di Olimpiade masih tidak adil bagi para atlet perempuan lainnya.

Bulan lalu, atlet angkat besi Belgia Anna Vanbellinghen, yang berkompetisi dalam kategori yang sama, mengatakan bahwa jika Hubbard berkompetisi di Tokyo, itu tidak adil bagi wanita dan "seperti lelucon yang buruk".

Walau ia mengatakan sepenuhnya mendukung komunitas transgender, prinsip inklusi tidak boleh "mengorbankan orang lain."

Kepala Olimpiade Angkat Besi Selandia Baru, Richie Patterson, mengatakan Hubbard telah menunjukkan "ketabahan dan ketekunan" untuk pulih dari cedera pada 2018 yang mengancam kariernya.

"Kami berharap dapat mendukungnya dalam persiapan terakhirnya menuju Tokyo," katanya.

 

Reporter: Paquita Gadin

Infografis Indonesia Waspada Eksodus Tsunami Covid-19 India

Infografis Indonesia Waspada Eksodus Tsunami Covid-19 India
Infografis Indonesia Waspada Eksodus Tsunami Covid-19 India (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya