Liputan6.com, Kuala Lumpur - Sehari setelah di lantik sebagai perdana menteri baru Malaysia, Ismail Sabri Yaakob menyampaikan niatnya untuk merangkul oposisi dan mengatasi melemahnya ekonomi di negara tersebut.
Niat perdana menteri baru Malaysia tersebut disampaikan pada Minggu (22/8), dalam pidato nasional pertamanya.
Baca Juga
Dalam pidato itu, Ismail Sabri Yaakob menyebutkan, dua pergantian pemerintahan sejak pemilu 2018 telah merugikan negara dan meresahkan masyarakat.
Advertisement
"Stabilitas politik harus cepat dicapai melalui persatuan dan ini termasuk kerja sama lintas partai," kata Ismail Sabri Yaakob, seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (23/8/2021).
Ia juga mendesak semua anggota parlemen untuk mencari persamaan dan bekerja sama untuk memulihkan bangsa.
Sebagian warga Malaysia, salah satunya Yussof Sahar, masih menunggu kinerja Ismail Sabri.
"Bagi saya jika anggota parlemen memilihnya, tidak ada yang bisa kami lakukan selain menerimanya. Tapi kita harus menyaksikan bagaimana ia memimpin dan mengatasi semuanya, itu saja," ujar Yussof Sahar.
Diketahui bahwa Ismail Sabri Yaakob, adalah wakil perdana menteri di bawah pemerintahan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, yang mengundurkan diri setelah menjabat kurang dari 18 bulan karena masalah dalam koalisinya membuatnya kehilangan dukungan mayoritas.
Selama berbulan-bulan, Malaysia menghadapi krisis politik di tengah meningkatnya kemarahan publik atas penanganan pandemi COVID-19 oleh pemerintah.
Dengan diberlakukannya pembatasan untuk meredam penyebaran COVID-19, yang terpaksa menutup bisnis di seluruh negeri, membuat ribuan orang di Malaysia kehilangan pekerjaan mereka.
Langkah-langkah itu secara luas dipandang gagal mengurangi pandemi. Fasilitas medis dan kesehatan di Malaysia juga sekarang kewalahan karena mencatat rata-rata 20.000 infeksi baru dan ratusan kematian setiap hari.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ismail Sabri Yaakob Akan Undang Oposisi Menjadi Bagian dari Dewan Pemulihan Nasional
Ismail Sabri berusaha memisahkan diri dari pemerintahan perdana menteri sebelumnya dan mengatakan akan mengundang oposisi menjadi bagian dari Dewan Pemulihan Nasional dan komite untuk memerangi COVID-19.
Sejak Juni 2021 dan Jumat (20/8), kasus harian COVID-19 di Malaysia meningkat lebih dari dua kali - mencapai rekor 23.564 sehingga total kasus di negara itu menjadi 1,5 juta lebih.
Pada Minggu (22/8), Ismail Sabri mengatakan pemerintahnya akan membantu pemulihan ekonomi di Malaysia dengan memusatkan pada peningkatan daya beli rakyat dan bantuan bagi sektor swasta.
Pada Sabtu (21/8), Ismail Sabri Yaakob dilantik sebagai Perdana Menteri Baru Malaysia, oleh Raja dan Ratu Malaysia, sehari setelah Raja Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah mengatakan bahwa ia telah mendapatkan dukungan dari anggota parlemen.
Peran raja di Malaysia sebagian besar bersifat seremonial tetapi ia menunjuk orang yang mendapat dukungan mayoritas di Parlemen sebagai perdana menteri.
Selain itu, pengangkatan Ismail Sabri juga mengembalikan jabatan perdana menteri kepada Partai Persatuan Nasional bangsa Melayu (UMNO) yang telah memimpin Malaysia sejak merdeka dari Inggris pada tahun 1957, teapi tersingkir pada pemilu 2018 di tengah kasus dana miliaran dolar.
Advertisement