Liputan6.com, Roma - Sebuah keajaiban, seekor bayi hiu lahir di tangki hiu betina jenis Smooth-hound di Sardinia, Italia. Menurut para ilmuwan, kelahirannya merupakan spesies pertama di dunia.
Partenogenesis atau kelahiran perawan sebelumnya telah diamati di alam, yakni berbagai spesies tanaman, serangga, reptil, burung, dan ikan. Namun, tak pernah ditemukan pada hiu Smooth-hound. Hal tersebut membuat geger staf di Acquario Cala Gonone yang menemukan bayi hiu di antara semua betina.
Baca Juga
Dilansir dair laman Oddity Central, Jumat (27/8/2021), kelahiran bayi yang disebut miracle shark atau hiu ajaib secara aseksual tersebut belum dikonfirmasi secara resmi, tetapi tim di akuarium Italia mengatakan tidak ada penjelasan lain yang masuk akal.
Advertisement
Karena embrio menerima materi genetik hanya dari satu oknum, partenogenesis adalah proses yang pada dasarnya membentuk klon induknya, dengan DNA yang identik.
Sejumlah tes bakal dijalani Ispera --nama bayi hiu tersebut, diharapkan bisa mengonfirmasi bahwa ia adalah tiruan induknya.
"Sang induk tinggal di bak pelagis besar dengan spesimen betina lain. Jika dikonfirmasi dengan analisis DNA, kelahiran bayi Ispera akan jadi partenogenesis pertama yang didokumentasikan di dunia oleh Mustelus Mustelus. Ispera, nama yang dipilih untuk si bayi dalam bahasa Sardinia berarti harapan dan kelahiran di era (COVID-19)," tulis pihak kolam Acquario Cala Gonone di Facebook.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Partenogenesis
Menurut laporan berita Italia, pembuahan misterius terjadi di sebuah tangki hiu yang dihuni oleh 2 hiu smooth-hound selama 10 tahun terakhir, tanpa adanya pejantan.
"Salah satu mekanisme paling umum yang memungkinkan jenis reproduksi ini adalah di mana sel telur dibuahi oleh sel telur lain yang masih belum matang, yang sebenarnya hampir sama seperti sperma," tulis Acquario Cala Gonone.
"Partenogenesis dapat menjadi pilihan untuk spesies yang biasanya bereproduksi secara seksual, seperti beberapa reptil, ikan, dan bahkan burung, dan dapat diistimewakan untuk populasi yang sangat rendah, dimana betina memiliki sedikit peluang untuk bertemu pasangannya."
Ia lanjut menuliskan penemuan ini akan jadi penemuan ilmiah yang sangat menarik karena dapat membuka jalan bagi penelitian yang bertujuan untuk memverifikasi bagaimana partenogenesis adalah proses yang digunakan oleh palombe bahkan di alam.
Reporter: Ielyfia Prasetio
Advertisement