Liputan6.com, Kabul - Tim teknis dari Qatar tiba ke bandara Kabul, Afghanistan. Mereka bertujuan untuk berdiskusi terkait keberlanjutan aktivitas bandara usai evakuasi AS dan NATO usai Taliban berkuasa.
Seperti diketahui, Qatar memang punya hubungan khusus dengan Taliban. Sebelum berhasil merebut Afghanistan, Taliban punya kantor politik di Qatar.
Advertisement
Dilaporkan Al Jazeera, Kamis (2/9/2021), mereka tiba pada Rabu kemarin waktu setempat. Selain mengurus bandara, mereka juga memiliki agenda ekonomi.
Jutaan rakyat Afghanistan masih mengalami kesulitan dan jutaan pegawai pemerintah belum digaji selama berbulan-bulan. Bank juga kesulitan karena sedang ditinggal oleh institusi keuangan internasional.
Bank Dunia juga menyetop program mereka di Afghanistan setelah Taliban berkuasa.
Sebelumnya, Taliban juga sempat dilaporkan meminta bantuan Turki untuk mengelola bandara, tetapi pasukan Turki tetap harus angkat kaki dari Afghanistan. Belum jelas mengenai kelanjutan permintaan itu.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Akankah Indonesia Mengakui Taliban?
Pihak Indonesia menyatakan telah menemui perwakilan Taliban di Afghanistan. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, disebutkan pada Kamis lalu 27 Agustus 2021 mengadakan pertemuan tersebut di kantor Biro Politik Taliban di Ibu Kota Doha, Qatar.
Dalam pertemuan tertutup tersebut, Menlu Retno menyampaikan tiga harapan pemerintah Indonesia pada pemerintahan baru Afghanistan yaitu pemerintahan yang inklusif, penghormatan pada hak-hak perempuan, dan memastikan Afghanistan tidak menjadi sarang teroris.Â
Pertemuan itu terjadi sebelas hari setelah Taliban menguasai Ibu Kota Kabul dan lima hari menjelang tenggat akhir penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan. Retno tidak menyebutkan siapa petinggi Taliban yang ditemuinya di Doha itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah kepada VOA, Minggu 29 Agustus menjelaskan pemerintah Indonesia tidak akan tergesa-gesa mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan dan akan terus mengikuti perkembangan proses internal yang sedang berlangsung di negara Asia Tengah itu.
"Apakah mereka bisa membangun satu pemerintahan atau satu sistem politik yang inklusif. Tiga hal yang disampaikan Ibu Menlu (Menteri Luar Negeri Retno Marsudi) menjadi catatan penting buat Indonesia dan saya yakin banyak negara juga memiliki pandangan yang serupa. Jadi hal-hal itu kita harapkan bisa tercapai karena itu akan menciptakan kondisi yang lebih menjanjikan bagi perkembangan Afghanistan dari sekarang dan ke depan," kata Faizasyah.
Â
Advertisement