12 September 2001: AS Umumkan Perang atas Terorisme Pasca-9/11

Amerika Serikat, pada 12 September 2001, mengumumkan perang melawan terorisme, menyusul kehancuran di New York dan Washington akibat serangan teroris 11 September.

oleh Hariz Barak diperbarui 12 Sep 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2021, 06:00 WIB
Sebuah pesawat mendekati World Trade Center (WTC) New York sebelum menabrak menara di sebelah kiri, seperti yang terlihat dari pusat kota Brooklyn, Selasa, 11 September 2001.(Foto AP / William Kratzke)
Sebuah pesawat mendekati World Trade Center (WTC) New York sebelum menabrak menara di sebelah kiri, seperti yang terlihat dari pusat kota Brooklyn, Selasa, 11 September 2001.(Foto AP / William Kratzke)

Liputan6.com, D.C - Amerika Serikat, pada 12 September 2001, mengumumkan perang melawan terorisme, menyusul kehancuran di New York dan Washington akibat serangan teroris 11 September atau yang dikenal sebagai 9/11.

Menyebut serangan 11 September sebagai "tindakan perang melawan semua orang yang mencintai kebebasan," Presiden AS George Bush bersumpah akan menggunakan semua sumber dayanya untuk membalas serangan terburuk yang pernah terjadi di tanah Amerika, demikian seperti dikutip dari BBC On This Day (12/9/2021).

Tetapi dia memperingatkan warga AS yang marah dan terluka bahwa mereka harus bersabar dan mengatakan tindakan apa pun bisa menjadi perjuangan monumental.

Presiden juga telah meminta dukungan dari para pemimpin dunia untuk kampanye internasional melawan terorisme.

Ketika perkiraan jumlah korban tewas meningkat menjadi ribuan sehari setelah tragedi 9/11, anggota pemerintah AS mulai berbicara secara terbuka tentang perang.

Menteri Luar Negeri AS Colin Powell mengatakan: "Ini tidak akan diselesaikan dengan satu serangan balik terhadap satu individu, itu akan menjadi konflik jangka panjang."

Ekspresi dukungan datang dengan cepat dari sekutu Amerika, dan juga dari negara-negara yang tidak dikenal karena simpati mereka dengan AS - para pemimpin Libya dan Palestina keduanya mengutuk serangan dalam istilah terkuat.

Hanya Irak yang mendukung kekejaman itu, dengan mengatakan serangan itu adalah "pelajaran bagi semua tiran dan penindas" dan buah dari kejahatan Amerika.

Tony Blair menawarkan dukungan tegas dari Inggris, menggemakan kata-kata Presiden Bush dalam konferensi persnya yang mengumumkan penarikan kembali Parlemen.

"Tak ada keraguan sama sekali bahwa ancaman ini ditujukan untuk seluruh dunia demokrasi," kata perdana menteri kepada wartawan.

"Amerika Serikat telah dipilih... Tapi para teroris ini akan menganggap kita semua sebagai target."

Dalam Konteks

Peristiwa 9/11
(FILES) Dalam file foto ini seorang pria berdiri di puing-puing, dan berteriak menanyakan apakah ada yang membutuhkan bantuan, setelah runtuhnya menara kembar pertama Menara World Trade Center di Manhattan, New York pada 11 September 2001 . (AFP/Doug Kant

Investigasi kriminal dengan cepat mengidentifikasi para pembajak pesawat 9/11, dan menghubungkan mereka dengan al-Qaeda - kelompok militan Islam yang dibentuk oleh Osama Bin Laden yang berbasis di Afghanistan.

"Perang Melawan Teror" Presiden Bush dimulai pada 8 Oktober 2001 dengan pemboman udara di Afghanistan oleh pasukan AS dan Inggris.

Dengan bantuan kelompok oposisi Aliansi Utara Afghanistan, para pemimpin Taliban di negara itu dengan cepat digulingkan.

Banyak anggota al-Qaeda yang diduga ditangkap dan diterbangkan ke pangkalan AS di Kuba,

Osama bin Laden tewas dalam perburuan oleh pasukan AS pada satu dekade setelahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya