Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sudah kedatangan vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan Moderna dari Amerika Serikat. Tetapi, vaksin Sputnik V buatan Rusia masih belum kunjung tiba, padahal vaksin itu sudah lama jadi pembahasan di Indonesia.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, berkata masih ada "formalitas-formalitas" yang harus dilalui sebelum vaksinnya tiba.
Advertisement
Tanggal pasti kedatangan vaksin itu juga belum diketahui, begitu pula dosis yang akan tersedia.
"Saya belum bisa merespons secara detail karena ini masih jadi negosiasi. Ada formalitas-formalitas yang perlu diselesaikan. Harapannya sebelum akhir tahun ini, saya pikir ini untuk kepentingan kita bersama untuk menyelesaikan formalitas-formalitas ini," ujar Dubes Rusia dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/9/2021).
Lyudmila berkata awalnya ada 20 juta dosis yang dibahas antara Rusia dan Indonesia, namun jumlah itu belum pasti. Ia juga tak bisa memastikan apakah sebelum akhir tahun ini ada setidaknya satu juta vaksin yang dikirim.
Meski demikian, pihak Rusia mengaku siap memberikan jumlah yang dibutuhkan Indonesia. Izin dari BPOM juga sudah dikantongi.
"Kami akan mampu menyuplainya," ujar Dubes Rusia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Efikasi 91 Persen
Pada Agustus 2021, BPOM RI mengeluarkan Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) terhadap vaksin COVID-19 Sputnik-V. Restu penggunaan vaksin asal Rusia ini diberikan pada Selasa, 24 Agustus 2021.
Vaksin COVID-19 Sputnik-V dikembangkan oleh The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Russia. Vaksin ini menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (Ad26-S dan Ad5-S).
Vaksin ini didaftarkan oleh PT Pratapa Nirmala sebagai pemegang EUA dan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan dan mutu vaksin ini di Indonesia.
Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito mengatakan proses pemberian EUA Vaksin COVID-19 Sputnik-V telah melalui pengkajian secara intensif bersama Tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin COVID-19 dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) seperti mengutip keterangan resmi BPOM.
Penilaian terhadap data mutu vaksin COVID-19 asal Rusia ini juga telah mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin yang berlaku secara internasional.
Advertisement