Liputan6.com, Berlin - Kurang dari satu tahun setelah penghancuran Tembok Berlin, Jerman Timur dan Barat resmi bersatu kembali pada apa yang dikenal sebagai "Hari Persatuan", demikian seperti dikutip dari History, Minggu (3/10/2021).
Sejak tahun 1945, ketika pasukan Soviet menduduki Jerman timur, dan Amerika Serikat dan pasukan Sekutu lainnya menduduki Jerman barat pada akhir Perang Dunia II, Jerman yang terbagi telah menjadi salah satu simbol paling abadi dari Perang Dingin.
Baca Juga
1 Maret 1964: Tragedi Pesawat Paradise 901A Jatuh Akibat Tabrak Gunung di Genoa Peak, Tak Ada yang Selamat
28 Februari 1969: Gempa Dahsyat M 7,8 di Portugal-Maroko Picu Tsunami, Getaran Terasa ke Spanyol dan Paris
27 Februari 2004: Superferry 14 Meledak, 116 Orang Tewas dalam Tragedi Maritim Terburuk di Laut Filipina
Beberapa episode paling dramatis dari Perang Dingin terjadi di sana. Blokade Berlin (Juni 1948-Mei 1949), di mana Uni Soviet memblokir semua perjalanan darat ke Berlin Barat, dan pembangunan Tembok Berlin pada tahun 1961 mungkin yang paling terkenal.
Advertisement
Dengan berkurangnya kekuasaan Soviet secara bertahap pada akhir 1980-an, Partai Komunis di Jerman Timur mulai kehilangan cengkeramannya pada kekuasaan.
Puluhan ribu orang Jerman Timur mulai melarikan diri dari negara itu, dan pada akhir 1989 Tembok Berlin mulai runtuh.
Pembicaraan Reunifikasi Pasca-runtuhnya Tembok Berlin
Tak lama kemudian, pembicaraan antara pejabat Jerman Timur dan Barat, bergabung dengan para pejabat dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Uni Soviet, mulai mengeksplorasi kemungkinan reunifikasi.
Dua bulan setelah reunifikasi, pemilihan seluruh Jerman berlangsung dan Helmut Kohl menjadi kanselir pertama Jerman yang bersatu kembali.
Meskipun tindakan ini datang lebih dari setahun sebelum pembubaran Uni Soviet, banyak pengamat menyebut reunifikasi Jerman secara efektif menandai berakhirnya Perang Dingin.
Advertisement
