Liputan6.com, Manila - Netflix Inc telah menghapus dua episode drama mata-mata yang berjudul "Pine Gap" dari layanan streaming di Filipina, lantaran negara di wilayah Asia Tenggara itu menolak adanya adegan yang melibatkan peta yang digunakan oleh China untuk menegaskan klaimnya atas Laut China Selatan.
Pada Senin (1/11) Filipina meminta Netflix untuk menghapus episode tertentu dari seri enam bagian Australia, pihak berwenang Filipina mengatakan peta yang digambarkan di acara itu merupakan suatu pelanggaran kedaulatan.
Episode kedua dan ketiga dari epsdoe drama tersebut tidak lagi tersedia di Filipina pada Senin malam. Netflix mengumumkan di platfromnya bahwa episode tersebut telah "dihapus karena permintaan pemerintah."
Advertisement
Â
Baca Juga
China mengklaim sebagian besar perairan Laut China Selatan dalam apa yang disebut sembilan garis putus-putus, fitur berbentuk U yang digunakan pada peta China. Merupakan bagian dari kekayaan perairan sumber daya yang diperebutkan oleh Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pernyataan Departemen Luar Negeri
Setelah tinjauan menyeluruh, dewan klasifikasi film Filipina telah memutuskan bahwa episode tertentu dari Pine Gap "tidak layak untuk pameran publik," kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataannya.
Awal tahun ini Netflix menghapus "Pine Gap" dari layanannya di Vietnam, disusul keluhan serupa dari otoritas penyiaran negara itu.
Dewan film Filipina, yang bertindak atas pengaduan Departemen Luar Negeri, menjatuhkan putusannya pada 28 September. Namun, masih belum ada kejelasan mengapa keputusan itu baru diumumkan sekarang.
Menurut Departemen Luar Negeri, mencatat bahwa tampilan peta itu bukanlah sebuah kebetulan karena dirancang dan dihitung secara sadar untuk secara khususnya menyampaikan pesan bahwa adanya sembilan garis putus-putus China secara sah.
"Penggambaran seperti itu adalah upaya licik untuk mengabadikan dan mengenang dalam kesadaran generasi pemirsa saat ini hingga generasi yang akan datang dari sembilan garis putus-putus ilegal," Kata Departemen Luar Negeri.
Â
Penulis : Azarine Natazia
Advertisement