Mengapa Naik Mobil Bikin Lelah dan Mengantuk? Ini Alasannya

Inilah penjelasan mengapa saat berkendara menggunakan mobil membangkitkan rasa kantuk.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi mengendarai mobil
Ilustrasi mengendarai mobil. (Photo by Zac Harris on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Selama perjalanan, tak jarang penumpang ditemukan tertidur pulas di dalam mobil. Begitu pula pengemudi yang sering kali menemukan diri mereka tengah berjuang melawan rasa kantuk, bahkan saat mengemudi di siang hari.

Jadi, mengapa naik mobil cenderung membuat kita mengantuk?

Dilansir dari laman Mental Floss, Kamis (4/11/2021), Menurut Sleep.org, mengemudi dalam keadaan mengantuk sering dikaitkan dengan “hipnosis jalan raya", istilah yang digunakan untuk  penumpang dan pengemudi yang merasa tidak perlu memperhatikan rute jalanan yang sudah diprediksi dan monoton.

Untuk perjalanan darat, hal ini berarti tetap berada di jalan raya untuk waktu yang lama tanpa perlu memeriksa pintu keluar atau menavigasi jalan.

Prediktabilitas tersebut mendorong rasa kantuk atau bahkan keadaan seperti tidak sadar. Terkadang mungkin Anda menemukan diri Anda telah melewati jalan tanpa banyak mengingatnya, dan semakin lama perjalanan yang tidak menantang, pengemudi akan semakin mengantuk dan tidak fokus.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


CDC: 6.000 Kecelakaan Fatal Terjadi Akibat Pengemudi Mengantuk

Ilustrasi kecelakaan mobil (pexels)
Ilustrasi kecelakaan mobil (pexels)

Perjalanan darat juga dapat masuk ke dalam ritme sirkadian alami seseorang untuk meningkatkan rasa kantuk—biasanya di pagi hari dan sore hari.

Perjalanan darat yang dimulai pada pukul 8 pagi, misalnya, dan berlanjut hingga pukul 2 siang bisa menunjukkan penumpang kendaraan merasa lelah karena sirkuit jalan raya dan rasa kantuk yang akan mereka alami di kemudian hari.

Adapun beberapa penelitian terbatas tentang mekanisme mobil yang memengaruhi tingkat kewaspadaan seseorang—khususnya, bagaimana getaran mobil yang bergerak dapat membuat otak dan tubuh merasa santai.

Sementara semua penjelasan itu, yang kita tahu pasti adalah bahwa kurangnya stimulus mental saat mengemudi menyebabkan kelelahan. Hal ini mematikan karena Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) memperkirakan hingga 6.000 kecelakaan fatal per tahun disebabkan oleh pengemudi yang mengantuk atau lalai.

Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS memperkirakan lebih dari 100.000 kecelakaan per tahun melibatkan orang-orang yang kesulitan untuk tetap terjaga saat mengemudi.

Agar tetap aman, sebaiknya istirahat, ganti pengemudi, dan minum kopi untuk meningkatkan kewaspadaan. “Trik” seperti menyalakan radio atau menurunkan jendela belum terbukti memiliki efek nyata.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya