Liputan6.com, Birmingham - Serangan bom menghancurkan dua pub (bar) di Birmingham, Inggris pada 21 November 1974, menewaskan 21 orang dan melukai lebih dari 180 orang.
Kepolisian menyebut bahwa aksi teror berkaitan dengan kelompok separatis Irlandia Utara IRA, dan diketahui bahwa mereka juga menanam perangkat serupa di dua lokasi lain di kota, demikian seperti dikutip dari BBC On This Day, Minggu (21/11/2021).
Baca Juga
5 November 2021: Insiden Berdesakan Mematikan di Festival Astroworld Rapper Travis Scott, 10 Orang Tewas
4 November 1993: Pesawat Boeing 747-400 China Airlines Tergelincir ke Pelabuhan Victoria Hong Kong Saat Mendarat
3 November 1918: Pemberontakan Kiel Picu Kaisar Jerman Turun Takhta dan Lahirnya Republik Weimar
Dua ledakan itu hanya berjarak beberapa detik dan terjadi sekitar pukul 20.30 GMT, ketika bar-bar itu penuh dengan pengunjung remaja dan dewasa muda.
Advertisement
Polisi berusaha membersihkan kedua pub, tetapi bom meledak hanya 12 menit setelah seorang pria dengan aksen Irlandia menelepon surat kabar Birmingham Post dengan peringatan.
Michael Willis, 18, berada di Kedai ketika bom meledak.
"Saya hendak berjalan ke kotak musik pub ketika bom meledak. Ada mayat di mana-mana dan saya harus memanjat mereka untuk keluar - teriakan dan erangan dari yang terluka sangat menakutkan," katanya.
Banyak dari yang terluka diangkut ke rumah sakit terdekat dengan taksi dan mobil pribadi, dan puluhan ambulans dari seluruh West Midlands dipanggil.
Asisten Kepala Polisi untuk Polisi West Midlands Maurice Buck mengatakan pembantaian yang disebabkan oleh bom itu merupakan "bencana yang mengerikan".
Â
Dalam Konteks
Hugh Callaghan, Paddy Hill, Gerry Hunter, Richard McIlkenny, Billy Power, dan Johnny Walker dinyatakan bersalah pada tahun 1975 karena melakukan pemboman.
Tetapi apa yang disebut Birmingham Six dibebaskan setelah 16 tahun penjara ketika hukuman mereka dibatalkan oleh Pengadilan Banding pada Mei 1991.
Pembom yang sebenarnya tidak pernah dituntut.
Tiga detektif didakwa dengan sumpah palsu dan konspirasi sehubungan dengan penyelidikan, tetapi persidangan mereka dihentikan pada tahun 1993 dengan alasan liputan media prasangka.
Pada peringatan 30 tahun serangan pada tahun 2003, Gerry Adams, presiden sayap politik IRA Sinn Fein, mengatakan dia menyesal pemboman telah terjadi.
Advertisement