Kasus COVID-19 Melonjak 70 Persen di Afghanistan, Omicron?

Pemerintah Afghanistan curiga kenaikan kasus akibat varian Omicron dari COVID-19?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Jan 2022, 07:30 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2022, 07:30 WIB
Potret Hujan Salju Lebat di Kabul
Seorang pria menutupi dirinya dengan selendang saat hujan salju lebat di sebuah pasar di Kabul (4/1/2022). Sedikitnya tujuh warga Afghanistan tewas dan 26 lainnya cedera dalam beberapa kecelakaan lalu lintas. (AFP/Mohd Rasfan)

Liputan6.com, Kabul - Jumlah kasus baru COVID-19 di Afghanistan naik 70 persen ketimbang pekan sebelumnya. Para dokter meminta agar masyarakat lebih serius menanggapi penyebaran virus corona.

Ada kecurigaan bahwa peningkatan kasus ini terjadi karena varian Omicron, akan tetapi Kementerian Kesehatan Masyarakat di Afghanistan tak punya alat untuk mengetes varian tersebut.

Dilaporkan TOLONews, Jumat (28/1/2022), ada 239 pasien yang menunjukkan gejala varian Omicron dalam 24 jam terakhir pada Kamis kemarin. Kebanyakan berasal dari ibu kota Kabul, Kandahar, dan Nangarhar.

"(COVID-19) mengalami kenaikan signifikan. 429 pasien dites positif dari 2.800 sampel di seluruh Afghanistan," ujar Javid Hajeer, juru bicara untuk Kementerian Kesehatan Masyarakat.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Masyarakat Diminta Disiplin

Potret Hujan Salju Lebat di Kabul
Seorang pria mengendarai sepedanya di sepanjang jalan saat hujan salju lebat di Kabul (4/1/2022). Beberapa kecelakaan terjadi pada Senin (3/1) di tengah kondisi lalu lintas yang kacau setelah hujan salju lebat. (AFP/Mohd Rasfan)

Dokter di Afghan Japan Hospital berkata mencatat 31 kasus baru COVID-19 pada 24 jam terakhir pada Kamis kemarin.

Masyarakat diminta menjaga kesehatan keluarganya dan mengikuti protokol kesehatan seperti karantina dan tidak bepergian ketika positif COVID-19.

"Mereka seharusnya mengkarantina diri mereka sendiri karena Omicron menyebar dengan cepat, ujar Dr. Hashmatullah Faizi.  

Masalah ekonomi dan kesehatan masih terjadi di Afghanistan usai Taliban mengambil alih. International Rescue Committee (IRC) berkata 90 persen fasilitas kesehatan di Afghanistan terancam kolaps.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya