Joe Biden Umumkan Kematian Bos ISIS Ibrahim Al-Hashimi Al-Qurayshi

Presiden AS Joe Biden berkata bos ISIS itu meledakan diri.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Feb 2022, 07:21 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2022, 06:37 WIB
Joe Biden dan Kamala Harris
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Partai Demokrat, Joe Biden dan Kamala Harris melepaskan masker saat berbicara di atas podium di Alexis Dupont High School di Wilmington, Rabu (12/8/2020). Keduanya tampil perdana di depan publik sebagai pasangan capres-cawapres. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan bahwa pemimpin ISIS Ibrahim Al-Hashimi Al-Qurayshi telah tewas dengan cara meledakan diri. Hal itu terjadi saat pasukan khusus AS menyergap markasnya di utara Suriah.

"Berkat keberanian pasukan kita, pemimpin teroris mengerikan ini sudah tiada," ujar Presiden Joe Biden di Gedung Putih, dilansir NPR, Jumat (4/2/2022).

Semua pasukan AS yang terlibat penyerangan berhasil selamat.

Al-Qurayshi merupakan penerus dari Abu Bakar Al-Baghdadi, mantan pemimpin ISIS.

Presiden Biden menyebut Al-Qurayshi bertanggung jawab atas serangan pada penjara di Suriah yang menahan para petarung ISIS. Biden juga berkata Al-Quraishi sebagai sosok pendorong terjadinya genosida kelompok Yazidi di utara Irak.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ledakan Diri

Ilustrasi ISIS
Ilustrasi ISIS (Liputan6.com/Abdillah)

Pejabat senior pemerintah AS yang berbicara secara anonim berkata ledakan bunuh diri Al-Qurayshi juga menewaskan sejumlah orang di sekitarnya.

Korban bom bunuh diri tersebut juga termasuk istri dan anak-anaknya.

"Ini adalah taktik teroris yang sama seperti pendahulunya," ujar pejabat tersebut.

Hal itu mengacu pada tindakan Al-Baghdadi yang tewas akibat bom bunuh diri pada 27 Oktober 2019.

"(Al-Baghadi) mengambil nyawanya sendiri dan keluarganya ketimbang menghadapi keadilan atau berdiri dan bertempur sendiri," ujar pejabat AS tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya