Liputan6.com, Jakarta - Indonesia telah memesan total 42 jet tempur Rafale dari Prancis. Keputusan itu disambut gembira oleh Presiden Emmanuel Macron yang belum lama ini merasa kecewa akibat Australia batal membeli kapal selam negaranya.Â
Selain Indonesia, jet tempur buatan Rafale juga ternyata digunakan di negara-negara Arab, seperi Uni Emirat Arab.Â
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan France24, Jumat (11/2/2022), UEA membeli hingga 80 pesawat tempur Rafale. Kementerian Pertahanan Prancis menilai transaksi tersebut sebagai hal yang bersejarah.Â
CEO dari pemanufaktur Rafale, Dassault Aviation, Éric Trappier, mengungkap rasa gembiranya atas hal ini, serta menyebutnya sebagai "kontrak paling penting yang pernah didapatkan industri aeronautika Prancis."Â
Mesir juga telah membeli jet Rafale pada 2015. Negara itu membeli 24 pesawat, dan tahun lalu dilaporkan ingin membeli lagi.Â
Setelah Mesir, negara-negara lain seperti Qatar, India, dan Yunani juga ikutan beli. Dan kini, Indonesia juga menjadi negara terbaru yang menggunakan armada pesawat tempur itu.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
42 Jet Tempur
Sebelumnya dilaporkan, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan Delegasi Menteri Angkatan Bersenjata Prancis bersepakan menandatanganani sejumlah perjanjian kerjasama. Salah satunya, kontrak pembelian enam Pesawat Tempur Rafale antara Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kabaranahan Kemhan) dengan Dassault.
"Pembelian 6 Pesawat Tempur Rafale sebagai awal dari kontrak yang lebih besar untuk 36 pesawat tempur Rafale berikutnya," kata Menhan Prabowo seperti dikutip dari siaran pers diterima, Kamis (10/2).
Menurut Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis Florence Parly, pilihan Indonesia menggunakan Pesawat Rafale adalah wujud kepercayaan kepada Prancis dan membuktikkan bukti bahwa kemitraan strategis kedua negara sangat kuat dan dinamis.
"Prancis bertekad mendukung secara aktif program-program strategis besar Indonesia dan mendukung pengembangan industri pertahanan Indonesia yang solid," tutur Parly dalam kesempatan yang sama.
Advertisement