Dubes Ukraina Minta Indonesia Layangkan Protes ke Rusia

Dubes Ukraina meminta support dari Indonesia usai Rusia menyerang.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Feb 2022, 21:41 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2022, 20:55 WIB
Warga Ukraina berdemo di pusat Kota Kyiv menentang kemungkinan peningkatan ketegangan antara Rusia dan Ukraina, Sabtu, 12 Februari 2022. (Foto: Efrem Lukatsky/AP Photo)
Warga Ukraina berdemo di pusat Kota Kyiv menentang kemungkinan peningkatan ketegangan antara Rusia dan Ukraina, Sabtu, 12 Februari 2022. (Foto: Efrem Lukatsky/AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, meminta dukungan dari Indonesia usai Rusia mulai melancarkan serangan ke negaranya pada Kamis pagi (24/2/2022) waktu setempat. Hamianin berkata suara Indonesia bisa berpengaruh. 

"Kami ingin rakyat Indonesia untuk bersama kita," ujarnya dalam konferensi pers virtual pada Kamis sore.

"Indonesia hari ini bukan hanya pemimpin regional, bukan hanya pemimpin ASEAN, tetapi saya bilang telah menjadi kekuatan global yang memiliki suara yang kuat dan berpengaruh secara global," lanjut Dubes Hamianin. 

Ia pun meminta agar Indonesia berbicara lantang untuk membantu Ukraina, sebab ia percaya bahwa Indonesia adalah negara yang punya pengaruh regional yang kuat. 

"Saya pikir jika Indonesia angkat bicara, maka tak ada siapapun, negara manapun, regiona manapun, pemimpin anapun di dunia yang berani mengabaikannya," ujar Dubes Ukraina.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ada Diktator di Kremlin

FOTO: Potret Penjaga Makam Prajurit Tak Dikenal di Tembok Kremlin
Seorang pekerja membersihkan salju dari Makam Prajurit Tak Dikenal yang dijaga sejumlah prajurit di Tembok Kremlin, Moskow, Rusia, 7 Februari 2022. (AP Photo/Thibault Camus)

Dubes Ukraina juga menyebut bahwa ada sosok diktator di Kremlin, pusat pemerintahan Rusia. Ia tidak menyebut nama pemimpin yang dimaksud. 

Meski begitu, ia yakin suara dari Indonesia akan didengar oleh diktator tersebut. 

"Suara Indonesia akan didengarkan oleh semua orang, termasuk oleh diktator dari Kremlin," kata Dubes Ukraina. 

Presiden Vladimir Putin telah berkuasa di Rusia sejak 1999 ketika menjadi pelaksana tugas presiden. Masa jabatan Putin habis pada 2008, ia kemudian terpilih sebagai perdana menteri pada periode 2008-2012. Setelahnya, ia kembali menjabat sebagai presiden hingga kini. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya