3 Fokus Utama Indonesia Soal Ekonomi Digital di Forum G20

Dalam pembukaan Forum G20 Digital Economy and Working Group (DEWG), Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan tiga fokus Indonesia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 15 Mar 2022, 18:35 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2022, 18:35 WIB
Logo G20. (Dokumentasi Kemlu RI)
Logo G20. (Dokumentasi Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia akan menyampaikan tiga fokus utama kerja sama internasional dalam ekonomi digital di G20. Terlebih RI memegang presidensi forum negara-negara ekonomi terbesar dunia tersebut.

Dalam pembukaan Forum G20 Digital Economy and Working Group (DEWG), Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan tiga fokus Indonesia.

"Pertama, kolaborasi internasional untuk mendorong inklusivitas. Global digital define masih terus terjadi akibat masalah aksesibilitas dan keterjangkauan," kata Retno Marsudi.

"2,9 miliar orang masih offline dan 96% berasal dari negara berkembang. Sementara broadband data masih mahal bagi separuh populasi dunia."

Menurut Retno, diperlukan upaya konkret perlu lebih didorong untuk menjembatani ketimpangan ini tidak hanya antara negara maju dan berkembang, tapi juga antara perkotaan dan wilayah terpencil.

"G20 perlu menjadi motor penggerak investasi global untuk membangun infrastruktur digital yang berkualitas, handal, serta dapat dijangkau semua, terutama di negara berkembang."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penguatan Kerja Sama hingga Ekosistem Digital yang Aman

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Press Briefing Virtual Menlu RI tentang Perkembangan Evakuasi WNI dari Ukraina. (Screen Grab)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Press Briefing Virtual Menlu RI tentang Perkembangan Evakuasi WNI dari Ukraina. (Screen Grab)

Retno Marsudi melanjutkan, "hal yang kedua yang ingin saya sampaikan adalah mengenai pentingnya penguatan kerja sama global dalam digital literasi."

"Menurut International Financial Cooperation, sektor digital di sub sahara Afrika dapat membuka 230 juta pekerjaan dan menghasilkan US$ 120 miliar pada 2030," ujar Retno Marsudi.

Namun, hal ini memerlukan dukungan capacity building bagi 650 juta orang. Literasi digital sangat krusial untuk membantu masyasrakat mendapatkan manfaat penuh dari transformasi digital, menurut Retno.

"Ketiga, pentingnya kerja sama internasional untuk membangun ekosistem digital yang aman. Masih ada kekhawatiran terhadap aspek keamanan ekosistem digital. Satu dari empat masyarakat dunia masih memiliki ketidakpercayaan dengan interne. Sementara, 8 dari 10 masyarakat global cemas akan privasi online mereka terutama di negara berkembang."

"Kekhawatiran ini tentunya beralasan, potensi kerugian dari global data bridges diperkirakan mencapai US$ 5 triliun pada 2024. Kolaborasi internasioanl diperlukan untuk meningkatkan global trust dalam pemanfaatan platform digital. Terkait ekonomi digital, kepercayaan dapat dibangun terkait keamanan dan privasi data, mekanisme pembayaran digital yang aman, sistem perlindungan konsumen yang jelas."


Infografis Presidensi G20 dari Tahun ke Tahun

Infografis Presidensi G20 dari Tahun ke Tahun. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Presidensi G20 dari Tahun ke Tahun. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya