YouTuber Ikut Perang di Ukraina Lawan Rusia

YouTuber ini punya latar belakang militer. Ia masuk ke pasukan internasional Ukraina.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 19 Jun 2022, 13:18 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2022, 08:00 WIB
YouTuber dan pakar militer Ken Rhee (Rhee Keung) di Ukraina.
YouTuber dan pakar militer Ken Rhee (Rhee Keun) di Ukraina. Dok: Instagram @rokseal

Liputan6.com, Kyiv - YouTuber ikut bergabung ke Legion Internasional di Ukraina untuk melawan invasi Rusia. Pria bernama Rhee Keun (atau Ken Rhee) itu sempat posting di Instagram bahwa ia melakukan operasi ofensif langsung.

Rhee Keun berasal dari Korea Selatan dan punya pengalaman sebagai Naval Special Warfare Operators. Ia membuat postingan kepada masyarakat Korsel untuk meredam spekulasi.

"Ketika saya tiba di International Legion dan setelah menandatangani kontrak, saya ditugaskan untuk membuat tim khusus yang terdiri atas para petarung veteran multinasional. Tim saya diberikan tugas-tugas yang sifatnya rahasia. Tolong jangan berspekulasi tentang durasi dan lokasinya," ujarnya melalui Instagram @rokseal, dikutip Kamis (31/3/2022).

ROKSEAL merupakan nama lembaga konsultasi keamanan yang didirikan oleh Rhee Keun. Lembaga itu berpusat di Korea Selatan. 

Media Korea Selatan, Yonhap, telah menghubungi International Legion di Ukraina untuk memastikan kebenaran postingan Rhee Keung. Pihak Legion memberikan konfirmasi dan berkata foto dari YouTuber itu sudah diperiksa sebelum diposting.

Presiden baru Korsel, Yoon Suk-yeol, mengambil posisi pro-Ukraina saat kampanye presiden di negaranya. Minggu ini, Yoon juga berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky via telepon, namun diskusi mereka dirahasiakan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Korban Tewas di Ukraina Terus Bertambah

Ukraina Kembali Rebut Kota Trostianets Dekat Perbatasan Rusia
Seorang pria berjalan di depan kereta api yang hancur di timur laut kota Trostianets (29/3/2022). Ukraina mengatakan pasukannya telah merebut kembali kota Trostianets, dekat perbatasan Rusia, salah satu kota pertama yang jatuh di bawah Kontrol Moskow dalam invasi selama sebulan. (AFP/Fadel Senna)

PBB semakin khawatir karena angka kematian akibat invasi Rusia semakin bertambah. Korban meninggal di Ukraina sudah tembus 1.100 orang hingga Selasa (29/3). 

Angka kematian sebenarnya dikhawatirkan lebih tinggi, pasalnya kota-kota yang dihancurkan Rusia masih tak bisa diakses.

"Kota-kota seperti Mariupol, Kharkiv, Chernihiv, dan banyak lainnya, yang ramai dan penuh kehidupan sebulan lalu, sedang dikepung, dibom, dan diblokade," ujar Joyce Msyua, Asisten Sekteraris Jenderal untuk Bidang Kemanusiaan, dikutip dari situs UN News, Rabu (30/3). 

Joyce Msyua menyataan di beberapa daerah Ukraina bahkan tidak aman untuk mengubur korban. 

"Di beberapa lokasi bahkan tidak aman untuk mengubur orang-orang meninggal," ujar pejabat PBB tersebut. 

PBB mencatat setidaknya ada 99 anak kecil yang tewas, meski pemerintah Ukraina mengumumkan sudah lebih dari 100 anak tewas. 

Jutaan dari anak-anak Ukraina juga harus melarikan diri, baik itu ke negara lain atau daerah lain di Ukraina. UNICEF berkata invasi Rusia memicu perpindahan masyarakat dengan jumlah terbesar sejak Perang Dunia II. 

Infografis Invasi Rusia:

Infografis Rusia Serang Ukraina dan Dalih Vladimir Putin. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Serang Ukraina dan Dalih Vladimir Putin. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya