Liputan6.com, Manama - Pada 23 Agustus 20 tahun yang lalu, terjadi salah satu kecelakaan pesawat fatal yang menimpa maskapai Gulf Air.
Malam 23 Agustus 2000, Gulf Air GF072 yang membawa 143 orang jatuh di perairan sekitar Bahrain sesaat sebelum mendarat di Bahrain. Insiden GF072 ini menewaskan seluruh penumpang yang ada di dalamnya.
Baca Juga
Dikutip dari abcnews, dari total penumpang pesawat jatuh tersebut sepertiga di antaranya berusia di bawah 18 tahun. Ada juga 26 anak di bawah usia 10 tahun, dan 18 anak di bawah usia 5 tahun.
Advertisement
Pejabat maskapai memberikan keterangan lanjutan bahwa dari total 143 penumpang termasuk di antaranya 63 warga Mesir, 34 warga Bahrain, 12 warga Arab Saudi, sembilan warga palestina, enam warga UEA, satu warga Kuwait, satu warga Oman dan sisanya merupakan penumpang yang berasal dari Inggris, Australia, China, Sudan, dan Korea.
Menurut pengontrol lalu lintas udara di bandara udara Bahrain, sebelum terjatuh, pesawat dengan tipe Airbus A320 itu sempat berputar-putar mengitari landasan pacu sebanyak dua kali untuk mendarat sebelum akhirnya jatuh ke laut pada upaya pendaratannya yang ketiga.Â
Dua lelaki asal Bahrain, Sobeih dan Riyadh, yang saat itu sedang berada di sekitar bandara Manama juga menyaksikan bahwa pesawat berputar-putar di ketinggian yang cukup rendah dengan arah menuju landasan pacu lalu kemudian menukik tajam jatuh ke arah laut. Mereka juga mengatakan bahwa mereka mendengarkan suara yang tidak biasa dari mesin pesawat yang sedang berputar-putar.Â
Gulf Air GF072 saat itu bertolak dari Kairo pada pukul 19.30 waktu setempat dengan tujuan akhir Manama, Ibukota Bahrain. Mengutip dari skynarary.aero, hasil investigasi yang dilakukan oleh AAIB Bahrain menunjukkan bahwa insiden ini merupakan insiden yang disebabkan oleh kesalahan sistem dan kesalahan individu yang tidak sesuai dengan SOP.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Percobaan Pendaratan yang Gagal
Maskapai Gulf Air mengkonfirmasi bahwa Gulf Air GF072 awalnya sedang melakukan percobaan pendaratan secara normal ke runway 12 di Bandara Internasional Bahrain. Akan tetapi, pada sekitar 1 mil laut sebelum pendaratan dan pada ketinggian sekitar 600 kaki di atas permukaan laut, pesawat mulai berputar-putar.
Pada jarak tersebut, mengutip skynrary.aero, awak pesawat meminta orbit kiri yang kemudian disetujui oleh Air Traffic Control (ATC). Lalu, pilot menerbangkan pesawat di luar orbit dengan perpanjangan ke arah barat daya lalu kemudian memutuskan untuk berputar.
Saat berputar, pesawat bergerak naik lebih cepat dan naik tajam ke ketinggian sekitar 1.000 kaki dan kemudian pilot memberikan ‘nose-down' input, dan pesawat mulai turun kemudian Ground Proximity Warning System (GPWS) alarm berbunyi berulang-ulang selama sembilan detik hingga akhirnya pesawat  terjun menabrak laut dangkal dan meledak menjadi api.
Studi presepsi pada insiden kecelakaan pesaawat ini menunjukkan bahwa dalam perjalanan pesawat dari Kairo ke Bahrain ada kemungkinan terjadi disorientasi spasial yang dialami oleh para kru, yang bisa menyebabkan pilot salah presepsi bahwa pesawat sedang ‘pitching up’.
Advertisement
Kecelakaan Fatal Airbus A320
Kecelakaan yang menimpa Gulf Air tipe Airbus A320 merupakan salah satu dari lima kecelakaan fatal yang menimpa A320, dari 840 lainnya yang beroprasi di seluruh dunia. Pesawat ini juga telah dimiliki oleh Gulf Air sejak september 1994 dan memiliki catatan 17.000 jam penerbangan, dikutip dari CNN.
Mampu menampung hingga 150 penumpang dengan jangkauan 3.000 mil laut, pesawat Airbus A320 ini menjadi salah satu tipe pesawat dengan penjualan tercepat di dunia. Selain itu, A320 menggunakan teknologi fly-by-wire yang canggih dan memiliki mesin ganda yang membuat tipe ini unggul.
Menurut laporan investigasi yang membutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk diselesaikan, bahwa pada kecelakaan yang menimpa Gulf Air GF072 ini merupakan kecelakaan yang disebabkan oleh banyak faktor baik faktor individu maupun sistem yang kemudian faktor-faktor tersebut harus diatasi oleh maskapai pada penerbangan selanjutnya. Hasil penyelidikan juga meunjukkan bahwa tidak ada faktor tunggal yang dapat bertanggungjawab atas kecelakaan yang terjadi ini.
Kecelakaan Pesawat Somalia, Terbalik Saat Mendarat Tapi Seluruh Penumpang Selamat
Peristiwa serupa pernah terjadi ketika sebuah pesawat jatuh dan terbalik saat mendarat di bandara di ibu kota Somalia. Kendati demikian, mengutip BBC, Selasa (19/7/2022), tak ada korban jiwa di antara 36 orang di dalamnya.
Rekaman dramatis yang diambil di dekat bandara di Mogadishu Somalia menunjukkan asap hitam tebal membubung di atas lokasi kecelakaan.
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api dan gambar dari tempat kejadian menunjukkan pesawat, Fokker 50, terbalik.
Pesawat celaka tersebut milik Jubba Airways, maskapai penerbangan internal dari Kota Baidoa ke ibu kota Somalia, Mogadishu.
Para penumpang dan awak semuanya selamat, menurut otoritas bandara yang dikutip oleh media pemerintah.
Penyebab kecelakaan masih belum jelas.
Dalam sebuah pernyataan singkat, terkait insiden kecelakaan pesawat itu, Jubba Airways mengatakan bahwa mereka akan merilis lebih banyak informasi kemudian.
Menurut laporan Associated Press (AP), pesawat itu mendarat darurat di luar bandara internasional Mogadishu dan kemudian terbakar. Gambar dari tempat kejadian yang diposting di media sosial menunjukkan asap hitam mengepul dari lokasi kecelakaap pesawat tersebut.
Sementara itu, menurut The National News, penumpang di pesawat itu berebut untuk menyelamatkan diri setelah pesawat mencoba melakukan pendaratan darurat kemudian terbalik di Bandara Internasional Aden Adde di Mogadishu, Somalia.
Advertisement