Liputan6.com, Beijing - Kementerian Pendidikan China (MOE) pada hari Senin mengumumkan hasil penyelidikan terhadap ilustrasi bermasalah dalam buku teks Matematika untuk siswa sekolah dasar yang diterbitkan oleh People's Education Press (PEP).
Ilustrasi pada buku pelajaran tersebut dianggap vulgar, demikian dikutip dari laman Xinhua, Selasa (23/8/2022).
Menurut pernyataan MOE, ilustrasi yang menjadi perhatian publik gagal memenuhi preferensi estetika publik dalam gaya lukisan secara keseluruhan, dan beberapa di antaranya tidak memenuhi standar profesional yang tinggi untuk produksi ilustrasi.
Advertisement
Baca Juga
Ilustrasi itu menampilkan kesalahan dan beberapa ilustrasi lainnya berpotensi menimbulkan kesalahpahaman.
Sebanyak 27 orang dimintai pertanggungjawaban karena melalaikan tugas, kata kementerian, seraya menambahkan bahwa jasa Wu Yong, desainer sampul Lyu Min, dan Lyu Jingren, serta tim mereka, tidak akan lagi digunakan untuk desain buku teks nasional.
Mengutip Global Times, Kementerian Pendidikan China (MOE) pada hari Senin kemudian mengumumkan hukuman untuk 27 orang, termasuk eksekutif senior dari People's Education Press, setelah penyelidikan selama tiga bulan terhadap ilustrasi bermasalah dalam buku teks matematika sekolah dasar itu.
Orang-orang yang terlibat menerima peringatan serius atau dikeluarkan dari jabatan mereka. Kepala penerbit, Huang Qiang, diberi peringatan serius dan mengalami kerugian besar, dan pemimpin redaksi Guo Ge dicopot dari jabatannya.
Polemik tentang buku pelajaran Matematika sekolah dasar turut dibahas oleh pengguna media sosial Tiongkok. Banyak netizen menyebut ilustrasi dalam buku teks itu "jelek, rasis, menyeramkan dan menjurus ke arah seksual" karena beberapa ilustrasi menampilkan karakter dengan mulut bengkok, lidah menjulur dan gambar tak senonoh berupa karakter yang menggunakan outfit bunny girl.
Pembuatan Ulang Ilustrasi
PEP telah menyelesaikan pembuatan ulang ilustrasi buku teks matematika untuk siswa sekolah dasar. Selain itu juga berusaha keras untuk memastikan bahwa buku-buku baru akan tersedia sebelum dimulainya semester baru pada September 2022.
Beberapa ilustrasi bermasalah lainnya yang beredar secara online, menurut pernyataan KLHK, bukan berasal dari buku pelajaran matematika SD PEP, dan juga akan diperbaiki.
MOE China mengatakan, telah meluncurkan perombakan ilustrasi dan konten dalam buku teks, bahan tambahan, dan bahan bacaan ekstrakurikuler untuk sekolah dasar dan menengah di seluruh negeri.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Universitas di China Tunda Semester Baru Akibat COVID-19
Masih bicara soal pendidikan China, institusi pendidikan tinggi Tiongkok memilih waspada ancaman COVID-19. Ada lebih dari 20 universitas yang akhirnya memilih menunda semester baru.
Lokasi universitas itu termasuk di ibu kota Beijing hingga di Pulau Hainan.
Dilaporkan Global Times, Senin (22/8/2022), penundaan semester itu diumumkan setelah Kementerian Pendidikan mengajak universitas di seantero negeri untuk melaksanakan pencegahan epidemi secara ilmiah dan tepat. Kementerian juga meminta agar proses kembalinya murid diatur dengan hati-hati.
Ada empat universitas di Provinsi Shaanxi yang memilih menunda pendaftaran bagi mahasiswa baru. Provinsi tersebut memang sedang melawan varian Omicron BA.2.76 dan BA.5.13 yang belakangan ini melonjak.
Pada Sabtu lalu, ada 156 kasus lokal dan penyebar (silent carriers) yang diidentifikasi oleh otoritas kesehatan provinsi.
Pakar menilai travel musim panas dan tahun ajaran baru memberikan risiko lebih besar bagi pihak provinsi untuk mencegah epidemi.
Provinsi Hainan juga sedang mengalami lonjakan kasus, bahkan dibayangi isu lockdown. Hainan Normal University, Hainan University, Hainan Medical University, dan Hainan Vocational University of Science and Technology memutuskan agar menunda registrasi atau tanggal datangnya para murid.
Tak hanya kampus, destinasi turis populer seperti Sanya dan Haikou juga sedang menjalani "manajemen statis" karena ada penularan di Sanya dan menyebar di kota-kota lain di provinsi.
Di ibu kota China, Peking University akan menyambut para mahasiswa pada 28 dan 29 Agustus. Tsinghua University telah menyambut 3.700 mahasiswa baru pada 17 Agustus lalu. Beijing Institute of Technology, Beijing Normal University, dan Central Academy of Fine Arts memilih registrasi online atau menunda semester baru hingga September.
Advertisement
Hainan dan Lockdown
Gelombang COVID-19 di China membuat kasus naik ke jumlah tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Menurut media pemerintah China, ada 3.424 kasus pada Kamis (19/8).
Dilaporkan Global Times, peningkatan kasus terjadi karena varian-varian Omicron. Jumlah turis pada musim panas juga memberi pengaruh pada naiknya kasus. Hingga kini, China masih memegang kebijakan zero-COVID sehingga gelombang baru ini diperkirakan bisa cepat diatasi.Â
Pakar juga menilai penyebaran terkini tidak akan berpengaruh besar pada ekonomi China tahun ini, sebab gelombang ini tidak mengubah fundamental ekonomi China.
National Health Commission (NHC) berkata ada 25 kawasan level provinsi yang mengalami epidemi saat ini.
Provinsi Hainan, pulau di selatan China, adalah lokasi dengan kasus harian tertinggi dengan 496 kasus baru pada Kamis ini. Ada pula 1.522 kasus tak bergejala. Sejak 1 Agustus 2022, Hainan mencatat 13.763 kasus.
Â
Lockdown Ketat
Tingginya kasus di Hainan membuat kekhawatiran bahwa pulau itu akan mengalami lockdown ketat seperti Shanghai pada beberapa waktu lalu.
Lu Hongzhou, kepala Third People's Hospital di Hainan, berkata Hainan tidak akan mengalami lockdown. Ia meyakini Hainan masih punya kapabilitas testing yang kuat untuk menjegal lockdown.
Pejabat kesehatan setempat juga berkata kasus-kasus baru sudah mulai menurun. Mereka yakin penyebaran di Hainan masih terkendali. Provinsi Hainan juga telah membuat rumah sakit sementara (makeshift) yang memiliki 22.200 kasus untuk kasus virus corona.
Advertisement