Pakistan Butuh Lebih Banyak Bantuan Dunia Usai Banjir yang Tewaskan 1.000 Orang

Pakistan meminta bantuan internasional lebih lanjut setelah banjir mendatangkan malapetaka di seluruh negeri.

oleh Hariz Barak diperbarui 30 Agu 2022, 15:40 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2022, 18:01 WIB
Hujan Deras Picu Banjir Bandang di Pakistan, Ratusan Orang Tewas
Becak mobil melewati jalan yang banjir setelah hujan monsun lebat, di Hyderabad, Pakistan, Rabu (24/8/2022). Hujan deras telah memicu banjir bandang dan mendatangkan malapetaka di sebagian besar Pakistan sejak pertengahan Juni, menyebabkan 903 orang tewas dan sekitar 50.000 orang kehilangan tempat tinggal, kata badan bencana negara itu. (AP Photo/Pervez Masih)

Liputan6.com, Islamabad - Pakistan meminta bantuan internasional lebih lanjut setelah banjir mendatangkan malapetaka di seluruh negeri.

AS, Inggris, Uni Emirat Arab, dan lainnya telah berkontribusi pada seruan bencana monsun tetapi lebih banyak dana diperlukan, kata seorang pejabat kementerian dalam negeri kepada BBC.

Lebih dari 1.000 orang telah tewas dan jutaan orang telah mengungsi sejak Juni, kata Salman Sufi, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (28/8/2022)

Dia mengatakan pemerintah Pakistan melakukan segala daya untuk membantu orang.

Di barat laut negara itu, ribuan orang melarikan diri dari rumah mereka setelah sungai-sungai di provinsi Khyber Pakhtunkhwa meledakkan tepian mereka, menyebabkan banjir bandang yang kuat.

"Rumah yang kami bangun dengan kerja keras bertahun-tahun mulai tenggelam di depan mata kami," kata Junaid Khan, 23 tahun, kepada kantor berita AFP. "Kami duduk di pinggir jalan dan menyaksikan rumah impian kami tenggelam."

Provinsi Sindh di tenggara negara itu juga telah terkena dampak buruk, dengan ribuan orang mengungsi dari rumah mereka.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Butuh Bantuan Internasional

Hujan Deras Picu Banjir Bandang di Pakistan, Ratusan Orang Tewas
Pengungsi menunggu giliran untuk mendapatkan makanan dan barang-barang lainnya yang dibagikan oleh tentara di sebuah kamp bantuan di daerah yang dilanda banjir di distrik Jamshoro, di Pakistan selatan, Rabu (24/8/2022). Hujan deras telah memicu banjir bandang dan mendatangkan malapetaka di banyak tempat. (AP Photo/Pervez Masih)

Berbicara kepada BBC, Sufi mengatakan negara itu sangat membutuhkan lebih banyak dukungan internasional.

"Pakistan telah bergulat dengan masalah ekonomi tetapi sekarang tepat ketika kita akan mengatasinya, bencana monsun melanda," katanya.

Pendanaan dari banyak proyek pembangunan telah dialihkan ke orang-orang yang terkena dampak, tambahnya.

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan 33 juta orang telah dilanda banjir - sekitar 15% dari populasi negara itu.

Dia mengatakan kerugian yang disebabkan oleh banjir musim ini sebanding dengan yang terjadi selama banjir 2010-11, yang dikatakan sebagai yang terburuk dalam catatan.

Para pejabat di negara itu menyalahkan perubahan iklim atas kehancuran itu.

Tetapi perencanaan pemerintah daerah yang buruk juga telah dikutip sebagai faktor yang telah memperburuk situasi banjir di masa lalu, dengan bangunan sering didirikan di daerah yang rawan banjir musiman.

 


Jutaan Orang Terdampak

Hujan Deras Picu Banjir Bandang di Pakistan, Ratusan Orang Tewas
Tentara membagikan makanan dan barang-barang lainnya kepada orang-orang terlantar di sebuah kamp bantuan di daerah yang dilanda banjir di distrik Jamshoro, di Pakistan selatan, Rabu (24/8/2022). Hujan deras telah memicu banjir bandang dan mendatangkan malapetaka di banyak tempat. (AP Photo/Pervez Masih)

Jutaan orang telah terkena dampak banjir di Pakistan, ratusan telah terbunuh, dan pemerintah telah menyatakan keadaan darurat nasional.

Pada Jumat, Otoritas Manajemen Bencana Nasional mengatakan lebih dari 900 orang telah tewas sejak Juni - termasuk 34 dalam 24 jam terakhir, demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (27/8/2022).

Di kota tua Sukkur di provinsi Sindh selatan, tenda-tenda usang berjejer di jalan-jalan, ketika orang-orang mencari perlindungan.

Banyak yang duduk hanya dengan tempat tidur - semua harta benda mereka hilang ke air.

Jalanan kebanjiran, dan sampah plastik telah dimuntahkan dari pipa limbah. Genangan besar air kotor telah terkumpul, memperlambat drainase apa pun.

Warga khawatir genangan air akan membawa penyakit yang ditularkan melalui air. Hujan turun sepanjang minggu di provinsi Sindh dan hanya ada sedikit kelonggaran bagi masyarakat yang berharap untuk kembali ke rumah untuk melihat apa yang bisa diselamatkan.

Sejumlah rumah di pusat kota telah rusak - dibiarkan hanya dengan tembok.

Di provinsi Sindh saja, banjir telah menewaskan lebih dari 300 orang. Di sepanjang jalan-jalan sempit, orang-orang menggunakan sepetak tanah kering apa pun yang masih tersedia untuk mendirikan tenda, karena lebih banyak hujan diperkirakan.

Selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya