Liputan6.com, Bogota - Seorang wanita Kolombia berusia 48 tahun meninggal setelah diduga menelan dan tersedak gigi palsu saat tidur.
Dokter selalu merekomendasikan melepas gigi palsu di malam hari, untuk menghindari segala jenis kecelakaan.
Baca Juga
Ini adalah salah satu dari nasihat yang tidak diikuti oleh María Farías Guzmán, seorang wanita berusia 48 tahun dari Kolombia.
Advertisement
Wanita itu dilaporkan tidur dengan gigi palsu masih menempel di mulutnya, ia kemudian secara tidak sengaja menelannya, dan entah bagaimana tersangkut di tenggorokan.
Keluarga Maria kemudian memberi tahu penyelidik bahwa mereka mendengar suara-suara yang tidak biasa datang dari kamar wanita itu, jadi mereka memutuskan untuk memeriksanya.
Namun tak lama mereka menemukan dia sudah tidak bernapas, dikutip dari Oddity Central, Selasa (18/10/2022).
María Farías Guzmán dilarikan ke Rumah Sakit del Sur di kota kelahirannya Quindio, di mana dokter berusaha menyadarkan wanita itu dan memerikasa saluran pernapasannya.
Sayang, usaha mereka tidak berhasil. Masalah "obstruksi saluran pernapasan" dinyatakan sebagai penyebab kematiannya.
Tersedak gigi palsu sangat jarang terjadi. Jadi kasus ini menyebabkan banyak perdebatan di media sosial.
Banyak orang menanyakan detail lebih lanjut tentang bagaimana hal itu bisa terjadi. Rincian lebih lanjut diharapkan segera diterbitkan terutama laporan forensik lengkap dari kejadian itu.
Pria Pertama Penerima Transplantasi Jantung Babi Meninggal 2 Bulan Usai Operasi
Kasus kematian lainnya yang jadi sorotan terjadi di tahun ini. Kala itu, seorang penerima transplantasi jantung pertama dari babi meninggal dunia.
"Seorang laki-laki yang menerima transplantasi jantung pertama dari babi dua bulan lalu telah meninggal," kata Pusat Medis Universitas Maryland, Rabu 9 Maret 2022 seperti dikutip dari VOA Indonesia.
Dokter tidak mengatakan alasan spesifik David Bennett, 57 tahun, yang meninggal hari Selasa (8/3), tetapi hanya mengatakan kondisinya memburuk selama beberapa hari terakhir.
"Kami berterima kasih atas setiap momen inovatif, setiap mimpi gila, setiap malam tanpa tidur dalam upaya bersejarah ini," kata putra Bennett, David Bennett, Jr., dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Fakultas Kedokteran Universitas Maryland. "Kami berharap kisah ini bisa menjadi awal dari harapan dan bukan akhir."
Sebelum transplantasi jantung babi dilakukan pada 7 Januari, kesehatan Bennett buruk dan tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan jantung manusia.
Transplantasi organ dari hewan – xenotransplantasi – sebagian besar gagal karena tubuh manusia segera menolaknya, tetapi dalam kasus ini, babi telah dimodifikasi secara genetik dengan gen manusia dengan harapan bisa menunda penolakan.
Advertisement
Awalnya Lancar
Pada awalnya, segalanya tampak berjalan baik untuk Bennett, dan bulan lalu, rumah sakit merilis video ia menonton Super Bowl dari ranjangnya di rumah sakit.
"Kami sangat sedih kehilangan Bennett. Ia terbukti sebagai pasien yang berani dan sangat baik yang berjuang sampai akhir," kata Dr. Bartley Griffith, yang melakukan operasi di rumah sakit Baltimore, dalam sebuah pernyataan.
Bennett hidup lebih lama dari satu kasus penting pada tahun 1984 ketika jantung babun ditransplantasikan ke bayi. Bayi itu hidup selama 21 hari.
"Kami telah memperoleh wawasan yang sangat berharga belajar bahwa hati babi yang dimodifikasi secara genetik dapat berfungsi dengan baik di dalam tubuh manusia sementara sistem kekebalan cukup ditekan," kata Dr. Muhammad M. Mohiuddin, profesor bedah dan direktur ilmiah Program Xenotransplantasi Jantung Dari fakultas Kedokteran Universitas Maryland. "Kami tetap optimis dan berencana untuk melanjutkan pekerjaan kami dalam uji klinis di masa depan."
Lebih dari 106.000 orang berada dalam daftar tunggu donasi organ di Amerika. Tahun lalu, lebih dari 41.000 transplantasi dilakukan, dan 3.800 di antaranya adalah transplantasi jantung.