Republik Kuasai DPR AS, tapi Gagal Capai Kemenangan Besar

Partai Republik diprediksi akan menguasai Dewan Perwakilan AS, tapi belum tentu menguasai Senat.

diperbarui 09 Nov 2022, 21:23 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2022, 21:00 WIB
Donald Trump joget sambil mengajak warga memilih di Pemilu AS 2020.
Donald Trump joget sambil mengajak warga memilih di Pemilu AS 2020. Dok: Twitter @realdonaldtrump

, New York City - Hasil pemilu sela saat ini masih dihitung, Partai Republik diprediksi akan menguasai Dewan Perwakilan AS, namun belum tentu menguasai Senat. Ini bukan kemenangan besar seperti diperkirakan semula.

Kekuasaan Partai Demokrat yang selama ini memiliki suara mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Senat mulai goyah. DPR AS diperkirakan akan direbut oleh Partai Republik, sekalipun dengan mayoritas tipis.

Jajak pendapat sebelumnya memperkirakan hasil pemilu sela akan menjadi "gelombang merah" bagi Partai Republik yang bakal membukukan kemenangan besar dan menguasai DPR maupun Senat.

Namun persaingan ternyata berjalan sangat ketat, dikutip dari laman DW Indonesia, Rabu (9/11/2022). 

Dengan merebut mayoritas di DPR, Partai Republik akan dapat memblokir berbagai kebijakan ambisius pemerintahan Joe Biden.

Pemilu sela ini adalah adalah pemilihan nasional besar pertama sejak 6 Januari 2021, yang ditandai insiden pendukung Donald Trump menyerbu Capitol Hill. Donald Trump sendiri ikut berkampanye dan beberapa kali memberi sinyal akan kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2024.

Persaingan sangat ketatKongres Amerika Serikat, yang terdiri dari dua kamar DPR dan Senat, diperebutkan sangat ketat, dan hingga berita ini dirilis, belum jelas siapa yang akhirnya menguasai Senat.

Dalam kemenangan kritis untuk Partai Demokrat, John Fetterman berhasil merebut kursi Senat di Pennsylvania, yang sebelumnya dipegang Partai Republik.

Sementara untuk Georgia, Nevada, Wisconsin dan Arizona, perolehan suara terlalu ketat untuk membuat prediksi. Saat ini, 48 kursi diperkirakan dimenangkan oleh Demorat dan 48 kursi dikuasai Republik. Senat beranggotakan 100 orang.

 

 

Respons Joe Biden

FOTO: Joe Biden Resmi Akhiri Perang Amerika Serikat di Afghanistan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara tentang berakhirnya perang di Afghanistan dari Ruang Makan Negara Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa (31/8/2021). "Perang di Afghanistan sekarang sudah berakhir," kata Joe Biden. (AP Photo/Evan Vucci)

Suasana di Gedung Putih membaik seiring berlalunya malam, dengan para pembantu Biden yang sebelumnya khawatir akan mengalami kekalahan besar, kini mulai tersenyum lagi. Bagi Demokrat, hasil pemilu sela ternyata jauh lebih baik dari yang diharapkan.

Di Twitter, Presiden Joe Biden memosting foto dirinya dengan gembira memberi selamat kepada beberapa pemenang Demokrat melalui telepon.

Pertarungan memperebutkan kursi Senat di Georgia bisa berakhir dalam putaran susulan 6 Desember mendatang, jika tidak ada kandidat yang berhasil membukukan kemenangan 50 persen plus satu suara.

Tidak ada "gelombang merah"Sekalipun akan merebut mayoritas di DPR, harapan Partai Republik untuk menyulut red wave atau "gelombang merah" dengan kemenangan besar mulai memudar. Kubu Demokrat diproyeksikan akan memenangkan 11 dari 13 kontestasi ketat.

"Jelas bukan gelombang Republik, itu pasti," kata Senator AS dari Partai Republik Lindsey Graham kepada televisi NBC dalam sebuah wawancara.

Klaim Nancy Pelosi

FOTO: Donald Trump Kembali Dimakzulkan DPR Amerika Serikat
Ketua DPR Nancy Pelosi menutup dokumen pemakzulan Presiden Donald Trump yang ditandatanganinya di Capitol Hill, Washington, Amerika Serikat, Rabu (13/1/2021). Donald Trump dinilai berbahaya jika dibiarkan hingga pelantikan Joe Biden pada 20 Januari mendatang. (AP Photo/Alex Brandon)

Ketua DPR dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi, mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Jelas bahwa anggota dan kandidat Demokrat DPR sangat mengungguli ekspektasi di seluruh negeri."

Lebih dari 46 juta pemilih Amerika Serikat telah memberikan suara mereka baik melalui surat atau secara langsung sebelum hari pemilihan, menurut data dari pejabat pemilihan negara bagian. Tapi banyak suara itu baru akan dihitung belakangan dan akan memakan waktu.

Menurut jajak pendapat, inflasi yang tinggi dan hak aborsi menjadi perhatian utama pemilih, dengan sekitar tiga dari sepuluh pemilih memilih satu atau yang lain sebagai prioritas utama mereka.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya