G20: Jokowi Sebut Ekonomi Indonesia Kuat Meski Banyak Krisis Global

Presiden Joko Widodo berpesan agar jangan pesimis dalam pidatonya di B20 Summit.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Nov 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2022, 20:00 WIB
Jokowi dan Joe Biden Bertemu Jelang KTT G20 di Bali
Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden Nusa Dua, Bali (14/11/2022). Pertemuan digelar menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. (AFP/Saul Loeb)

Liputan6.com, Bali - Presiden RI Joko Widodo telah secara formal menutup B20 Summit pada Senin (14/11/2022). B20 merupakan bagian dari G20 yang berfokus pada bisnis.

Pada pidato penutup B20, Presiden Joko Widodo menyorot pentingnya sikap agar tidak pesimis. Pesan itu juga ia berikan 10 bulan lalu ketika situasi masih sulit karena pandemi COVID-19.

"Jangan pesimis pesan saya," ujar Presiden Jokowi.

Jokowi berkata situasi bahkan bertambah sulit sejak ia memberikan pesan tersebut, tetapi ekonomi Indonesia masih menujukkan daya tahan yang baik dan pertumbuhan ekonomi secara kuartal masih di atas lima persen secara year on year.

"10 bulan berselang, pandemi masih ada, ada perang, ada krisis pangan, ada krisis energi, ada krisis keuangan, tapi kita patut bersyukur Indonesia di kuartal kedua masih tumbuh 5,44 persen, dan kuartal ketiga kita tumbuh lebih kuat lagi di 5,72 persen," ujar Presiden Jokowi.

"Inflasi juga bisa kita kelola. Di angka September karena kenaikan harga BBM naik menjadi 5,9 persen, tetapi di bulan Oktober inflasi kita turun lagi di angka 5,7 persen," lanjutnya.

Selanjutnya India akan memimpin B20 dalam kapasitasnya sebagai pemegang presidensi G20. Presiden Jokowi berpesan agar India akan turut memperhatikan kebijakan level mikro yang sama pentingnya dengan yang makro.

"Saya titip kepada India agar nantinya juga yang urusan kecil, urusan mikro ini juga masih dibawa lagi, diteruskan, dan terakhir saya ucapkan selamat bekerja bagi presidensi B20 india tahun depan. Saya optimistis B20 akan semakin solid dan terus berkembang," pungkas Presiden Jokowi.

Kamar Dagang dan Industri (KADIN) memainkan peran besar dalam kesuksesan B20. Ketua Penyelenggara B20 Indonesia adalah Shinta Kamdani yang merupakam wakil ketua umum KADIN.

Sejumlah kepala negara turut hadir sebagai pembicara, seperti Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, dan Perdana Menteri Inggris Anthony Albanese. Elon Musk juga hadir secara virtual.

Sri Mulyani: Situasi Global Akhir-Akhir Ini Begitu Rapuh

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam B20 Summit Indonesia 2022 Day 2, Senin (14/11/2022).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam B20 Summit Indonesia 2022 Day 2, Senin (14/11/2022). Dia menyebut akhir-akhir ini situasi perekonomian global sedang rapuh, sehingga kepercayaan di sektor keuangan, pasar dan ekonomi akan mudah terpengaruh.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menyebut akhir-akhir ini situasi global sedang rapuh, sehingga kepercayaan di sektor keuangan, pasar dan ekonomi akan mudah terpengaruh.

“Situasi akhir-akhir ini begitu rapuh sehingga kepercayaan di sektor keuangan dan pasar dan ekonomi secara keseluruhan dapat dengan mudah terhalang, Jika kita tidak hati-hati dengan perumusan kebijakan kita,” kata Menkeu dalam B20 Summit Indonesia 2022 Day 2, Senin (14/11/2022). 

Kata Menkeu, banyak pembuat kebijakan sebenarnya sekarang dihadapkan dengan ketidakpastian sehingga sulit menentukan kebijakan, baik itu secara fiskal maupun moneter.

Namun, khusus untuk Indonesia setidaknya bisa mengkolaborasikan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter secara sinkron dan harmonis.

Untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap pemulihan ekonomi, diperlukan kebijakan yang tersusun dengan baik, terencana, konsisten dan kredibel. Menurutnya, juga perlu menggunakan semua alat variabel secara efektif untuk meningkatkan kepercayaan ekonomi lebih jauh.

“Kita harus memberikan dukungan yang tepat sasaran, apalagi karena ruang kebijakan yang semakin terbatas harus lebih tepat sasaran, terutama dalam melindungi masyarakat miskin dan rentan. Banyak perusahaan besar seperti Unilever, Freeport, sungguh, mudah-mudahan melihat pertumbuhan perusahaan Anda yang lebih inklusif,” ungkap Menkeu.

Lebih lanjut, Menkeu membahas soal pandemi covid-19 yang telah menciptakan situasi yang sangat unik dan menantang dalam Pemulihan. Kemampuan setiap negara diuji untuk mengelola penyebaran covid. Namun, dengan adanya vaksin setidaknya mampu menciptakan momentum pemulihan.

Pandemi Berhasil Dikendalikan

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam B20 Summit Indonesia, Senin (14/11/2022).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam B20 Summit Indonesia, Senin (14/11/2022).

Meskipun kini pandemi covid-19 berhasil dikendalikan, Menkeu menegaskan, kita tetap tidak boleh lengah. Sebab risiko ekonomi global kini telah bergeser ke arah yang lebih mengancam dibanding covid-19, salah satunya perang Rusia-Ukraina.

Perang tersebut menyebabkan IMF merevisi pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 dan 2023, dan juga berdampak buruk terhadap sektor ekonomi lainnya.

“Revisi turun yang konsisten dari outlook global dari semua institusi Internasional telah menandai meningkatnya risiko yang kita hadapi tahun ini. Beberapa faktor telah memicu faktor kondisi ini seperti perang di Ukraina,” ujar Menkeu.

Dampak perang juga telah memperburuk tekanan inflasi yang sudah melonjak dan memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia. Disisi lain, tantangan utama jangka pendek yang jauh lebih kompleks adalah tekanan inflasi tinggi, krisis energi dan pangan, tekanan keuangan, serta geopolitik.

“Ini jelas bukan lingkungan yang mudah bagi semua pelaku ekonomi untuk Anda semua, dan juga bagi pembuat kebijakan. Tapi saya setuju bahwa kita harus mengatasi hal ini. Menurunkan inflasi harus menjadi fokus utama untuk menghindari kerusakan yang lebih lama dan memulihkan stabilitas,” pungkas Menkeu.

Jokowi: Presidensi G20 Kali Ini Terberat

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen di The Apurva Kempinski Bali. (Biro Pers)
Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen di The Apurva Kempinski Bali. (Biro Pers)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendorong agar perundingan kerja sama Indonesia–Uni Eropa melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dapat mengalami kemajuan yang signifikan.

Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen di The Apurva Kempinski Bali, Senin (14/11/2022). 

"Perundingan ke-12 sudah dijadwalkan di akhir 2022. Saya berharap perundingan akan mengalami kemajuan termasuk untuk isu pengadaan barang pemerintah, UKM dan pajak ekspor," kata Jokowi dalam pengantarnya, dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden.

Sebagai Ketua ASEAN tahun 2023, Jokowi juga menginginkan agar kerja sama ASEAN dan Uni Eropa makin meningkat.

Salah satu fokus keketuaan Indonesia, kata dia, adalah mengisi kerja sama konkret di kawasan Indo-Pasifik.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengungkap kondisi dunia yang sulit saat ini. Menurutnya, Presidensi G20 kali ini menjadi yang terberat dalam sejarah.

"Iya presidensi kali ini memang terberat dalam sejarah G20," ujar eks Wali Kota Solo itu.

Selain itu, dia juga meminta Komisi Eropa dan G7 dapat memberikan dukungan dan fleksibilitas di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Hal ini agar KTT G20 bisa menghasilkan deklarasi.

"Saya ingin hasil kerja konkret G20 yang ditunggu dunia tetap dapat dihasilkan. Sekali lagi dukungan Yang Mulia akan sangat dihargai," jelas Jokowi.

Infografis Manfaat KTT G20 Bali Bagi Masyarakat Indonesia
Infografis Manfaat KTT G20 Bali Bagi Masyarakat Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya