Liputan6.com, Bangkok - Putri sulung Raja Thailand pingsan karena mengalami masalah jantung pada Rabu malam, kata istana kerajaan Thailand.
Dilansir BBC, Kamis (15/12/2022), Putri Bajrakitiyabha, putri tertua Raja Vajiralongkorn, pingsan saat melatih anjingnya di timur laut Bangkok, kata istana.
Baca Juga
Wanita berusia 44 tahun itu dibawa ke rumah sakit terdekat, kemudian dibawa dengan helikopter ke Bangkok, tempat dia dirawat. Istana menggambarkan kondisinya tadi malam "stabil sampai batas tertentu".
Advertisement
Beberapa laporan menyatakan kondisinya jauh lebih serius.
Namun, Putri Bajrakitiyabha secara luas dilihat di Thailand sebagai pewaris takhta yang paling masuk akal.
Dia adalah salah satu dari tiga anak Raja Vajiralongkorn yang memiliki gelar formal, yang membuatnya memenuhi syarat untuk naik takhta di bawah Hukum Suksesi Istana tahun 1924.
Dia adalah penggemar kebugaran dan pengacara berkualitas yang telah menjadi pendukung reformasi pidana di Thailand. Dia adalah duta besar Thailand untuk Wina dari 2012 hingga 2014.
Kasus Penghinaan Ratu Thailand
Sebelumnya, seorang aktivis di Thailand dipenjara selama dua tahun setelah pengadilan menemukan dia menghina monarki dengan berpakaian seperti ratu Thailand.
Jatuporn 'New' Saeoueng yang berusia 25 tahun mengenakan gaun merah muda pada demonstrasi politik di Bangkok tahun 2020.
Kendati demikian dia membantah tuduhan atas penghinaan kerajaan, dengan mengatakan dia hanya mengenakan pakaian tradisional.
Advertisement
Kecaman Kelompok HAM
Kelompok hak asasi manusia mengecam keras putusan pengadilan pada Senin 12 September. Jaturpon dijatuhi hukuman penjara tiga tahun tetapi hukumannya segera dikurangi menjadi dua tahun.
Jatuporn mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan sebelum putusan pengadilan: "Saya tidak punya niat untuk mengejek siapa pun. Saya berpakaian untuk diri saya sendiri pada hari itu, untuk versi diri saya dalam pakaian tradisi Thailand," lapor Associated Press (AP).
Thailand diketahui memiliki undang-undang yang sangat ketat, yang secara efektif melarang kritik terhadap raja dan bangsawan lainnya. Dikenal sebagai lèse-majesté.
Upaya Meredam Gerakan Protes
Sejak Raja Maha Vajiralongkorn naik takhta pada 2019, kelompok hak asasi mengatakan pihak berwenang semakin menerapkan undang-undang lèse-majesté untuk meredam gerakan protes yang menuntut reformasi monarki yang kuat.
Sejak November 2020, setidaknya 210 pengunjuk rasa telah didakwa dengan pelanggaran lèse-majesté, setelah periode tiga tahun di mana hukum tidak ditegakkan sama sekali, kata kelompok hukum Thailand.
Advertisement