Dituduh Mata-mata Inggris, Mantan Wakil Menteri Pertahanan Iran Alireza Akbari Dihukum Mati

Alireza Akbari dituduh sebagai mata-mata untuk dinas intelijen rahasia Inggris MI6.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 12 Jan 2023, 09:04 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2023, 09:04 WIB
Ilustrasi hukuman mati atau hukuman gantung (iStockphoto)
Ilustrasi hukuman mati atau hukuman gantung (iStockphoto)

Liputan6.com, Teheran - Alireza Akbari, seorang warga negara ganda Inggris-Iran, dijatuhi hukuman mati di Iran karena dituduh menjadi mata-mata untuk Inggris. Laporan Shargh Daily menyebutkan bahwa Akbari adalah mantan wakil menteri pertahanan Iran pada era Presiden Mohammad Khatami, mantan kepala Institut Riset Strategis, serta mantan anggota organisasi militer yang menerapkan resolusi PBB yang mengakhiri perang Iran-Irak.

"Akbari ditangkap beberapa waktu lalu karena memata-matai negara ini. Atas dasar ini dan setelah diajukan dakwaan... berkas dirujuk ke pengadilan dan persidangan diadakan... ia dijatuhi hukuman mati karena menjadi mata-mata untuk Inggris," demikian laporan media lokal Iran, Mizan, seperti dikutip dari CNN, Kamis (12/1/2023).

Pemerintah Inggris telah menyerukan Iran untuk menghentikan eksekusi dan membebaskan Akbari. BBC melaporkan bahwa Akbari ditangkap pada 2019.

"Akbari mengajukan banding atas keputusan tersebut dan setelah meninjau kembali kasus tersebut, Mahkamah Agung Iran menguatkan hukuman mati tersebut," ungkap Mizan.

Dituduh Agen M16

Ilustrasi Bendera Inggris
Ilustrasi bendera Inggris. (dok. Unsplash.com/Simon Lucas @simonlucas)

Mizan mengklaim intelijen Iran mengonfirmasi bahwa Akbari adalah mata-mata untuk dinas intelijen rahasia Inggris MI6. Ia dituduh mengumpulkan "informasi nasional penting dan memberikannya dengan cara yang sepenuhnya sadar dan terinformasi."

"Mata-mata ini sedang dalam proses mendapatkan visa dari Kedutaan Besar Inggris oleh agen intelijen yang ditempatkan di sana," klaim Mizan.

Inggris: Setop Eksekusi

Ilustrasi bendera Iran
Ilustrasi (iStock)

Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly menyerukan agar eksekusi dihentikan.

"Iran harus menghentikan eksekusi warga Inggris-Iran Alireza Akbari dan segera membebaskannya. Ini adalah tindakan bermotivasi politik oleh rezim biadab yang benar-benar mengabaikan kehidupan manusia," ujar Menlu Cleverly.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan kepada CNN bahwa pihaknya mendukung keluarga Akbari dan telah berulang kali mengangkat kasusnya ke pihak berwenang Iran.

"Prioritas kami adalah mengamankan pembebasannya segera dan kami telah mengulangi permintaan kami untuk akses konsuler yang mendesak," ungkap jubir Kemlu Inggris.

Angka Eksekusi Mati di Iran Tertinggi di Dunia

Ilustrasi bendera Iran (pixabay)
Ilustrasi bendera Iran (pixabay)

Angka hukuman mati di Iran dilaporkan merupakan yang tertinggi di dunia. Data kelompok hak asasi Amnesty International mengungkapkan bahwa pada tahun 2021, rezim Iran mengeksekusi 314 orang. Jumlah tersebut lebih banyak 20 persen dibanding tahun sebelumnya

Banyak dari mereka berkaitan dengan kejahatan terkait narkoba. Namun, belakangan eksekusi mati diduga juga digunakan untuk membungkam demonstrasi antipemerintah yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini.

Akhir pekan lalu, Iran mengeksekusi dua pengunjuk rasa yang dituduh membunuh personel keamanan. Kritikus mengatakan bahwa eksekusi tersebut adalah hasil dari persidangan palsu yang tergesa-gesa.

infografis Rakyat Iran Terbelah Dua
infografis Rakyat Iran Terbelah Dua
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya