Komet Hijau yang Muncul 50 Ribu Tahun Sekali, Bisa Disaksikan 1 Februari Pukul 18.30 WIB

Para astronom menemukan komet hijau pada Maret 2022 melalui semacam kamera lebar yang disebut "Zwicky Transient Facility" di Observatorium Palomar, California, Amerika Serikat.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 01 Feb 2023, 10:22 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2023, 09:22 WIB
Komet C/2022 E3 (ZTF) ditemukan oleh para astronom di Zwicky Transient Facility pada Maret 2022. /CFP
Komet C/2022 E3 (ZTF) ditemukan oleh para astronom di Zwicky Transient Facility pada Maret 2022. /CFP

Liputan6.com, Jakarta - Komet hijau, yang baru ditemukan, akan berada pada jarak terdekat dengan Bumi pada Rabu (1/2/2023). Demikian bunyi laporan BBC.

Kabar mengenai komet hijau ini sebelumnya telah dikonfirmasi oleh Andi Pangerang dari Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui laman Edukasi Sains Antariksa pada 11 Januari 2023.

BRIN menyebut, komet hijau diperkirakan bakal melintas dekat Bumi pada 2 Februari pukul 00.32 WIB / 01.32 Wita / 02.32 WIT pada jarak sekitar 42 juta kilometer dari Bumi.

"Ketika melintas dekat Bumi, komet ini bisa disaksikan di seluruh Indonesia sejak 1 Februari pukul 18.30 hingga 2 Februari 02.30 waktu setempat (sesuai zona waktu masing-masing) dari arah Utara dekat konstelasi Camelopardalis," jelas Andi.

Untuk DKI Jakarta dan sekitarnya, komet ini mencapai titik tertingginya pukul 21.53 WIB dengan ketinggian 11,9 derajat. Saat mencapai titik terdekat, komet ini terlihat di arah Utara dengan ketinggian 7,4 derajat untuk DKI Jakarta dan sekitarnya.

Sementara itu, untuk Wilayah Indonesia Timur, komet akan terbenam saat mencapai titik terdekat dengan Bumi.

Bisa Diamati Tanpa Alat Bantu Optik

Komet C/2022 E3 ZTF
Penampakan komet C/2022 E3 ZTF yang dijepret oleh John Chumack (Foto: Space).

Lebih lanjut dijelaskan, magnitudo komet ini saat melintas dekat Bumi mencapai +4,94, sehingga komet ini memungkinkan untuk bisa diamati dengan mata kepala untuk wilayah berpolusi cahaya sangat rendah (daerah pedalaman) hingga ringan (daerah pedesaan).

"Sementara, untuk wilayah berpolusi cahaya sedang (daerah pinggir kota/suburban) hingga tinggi (daerah perkotaan/urban) cukup sulit mengamati komet ini," terang Andi.

Komet hijau dapat diamati tanpa alat bantu optik untuk daerah pedalaman dan pedesaan hingga 13 Februari, sejak pukul 18.30 hingga 01.00 waktu setempat dari arah Utara hingga Barat dekat konstelasi Taurus.

Para astronom menemukan komet hijau pada Maret 2022 melalui semacam kamera lebar yang disebut "Zwicky Transient Facility" di Observatorium Palomar, California, Amerika Serikat. Hal ini kemudian mengilhami nama komet tersebut, yaitu "C/2022 E3 ZTF".

Sekali Seumur Hidup

Komet C/2022 E3 ZTF
Penampakan komet yang terlihat 50.000 tahun sekali, C/2022 E3 ZTF, yang diabadikan oleh Dan Bartlett (Foto: Twitter @@SpacePhotoWorld). 

Andi menuturkan, untuk bisa melihat komet hijau, seseorang harus mencari tempat yang bebas dari polusi cahaya, medan pandang bebas dari penghalang, dan kondisi cuaca yang cukup cerah.

Komet hijau bisa diabadikan dengan kamera DSLR, kamera CCD yang terpasang dengan teleskop dan terhubung dengan laptop atau komputer. Adapun, kesempatan untuk mengamati komet hijau hanya sekali seumur hidup.

Beberapa astronom, sebut Andi, ada yang memperkirakan periode komet ini 260 ribu tahun atau bahkan 50 ribu tahun.

"Meski demikian, karena orbit komet ini hiperbolik, komet hanya akan datang satu kali, seperti asteroid Oumuamua yang juga memiliki orbit hiperbolik. Diduga, komet ZTF ini adalah salah satu objek langit antarbintang karena bentuk orbitnya yang hiperbolik," kata Andi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya