Liputan6.com, Islamabad - Polisi masih terus menyelidiki tragedi bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 100 orang di sebuah masjid di Peshawar, Pakistan.
Penyelidik, yang termasuk pejabat kontra-terorisme dan intelijen, memusatkan perhatian pada bagaimana penyerang berhasil menembus pos pemeriksaan militer dan polisi mengingat masjid tersebut berada di kompleks polisi yang berzona keamanan tinggi.
Baca Juga
"Kami telah menemukan beberapa petunjuk yang sangat baik dan berdasarkan petunjuk ini kami telah melakukan beberapa penangkapan besar," kata Kepala Polisi Peshawar Ijaz Khan seperti dikutip dari ABC News, Kamis (2/2/2023). "Kami tidak dapat mengesampingkan dugaan bantuan internal, tetapi karena penyelidikan masih dalam proses, saya tidak dapat membagikan lebih banyak detail."
Advertisement
Bom bunuh diri terjadi pada Senin (30/1), ketika ratusan jemaah berkumpul untuk salat Zuhur.
Tragedi bom bunuh diri itu tercatat sebagai yang paling mematikan dalam satu dekade terakhir yang menghantam Peshawar. Pada saat bersamaan, mayoritas korban tewas yang merupakan polisi menjadikan peristiwa itu serangan tunggal terburuk terhadap pasukan keamanan Pakistan dalam sejarah modern negara itu.
Bukan Kelompok Terorganisir
Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mengatakan, pelaku bom bunuh diri berada di saf pertama salat ketika menjalankan aksi kejinya.
Kepala Polisi Provinsi Moazzam Jah Ansari mengonfirmasi bahwa jasad penyerang telah ditemukan.
"Kami percaya para penyerang bukanlah kelompok yang terorganisir," tambahnya.
Kelompok militan paling aktif di kawasan itu, Taliban Pakistan atau yang disebut juga Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), telah membantah bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri, yang sejauh ini belum diklaim oleh kelompok mana pun.
Menteri Dalam Negeri Pakistan Rana Sanaullah mengatakan kepada parlemen bahwa faksi yang memisahkan diri dari TTP harus disalahkan.
Advertisement
Serangan Mematikan Sebelumnya
Pada September 2013, bom bunuh diri kembar mengguncang Peshawar. Pelaku meledakkan diri di Gereja All Saints, menewaskan puluhan jemaat.
Peristiwa tersebut merupakan serangan paling mematikan terhadap minoritas Kristen di Pakistan.
Â