Krisis Salad, Inggris Kekurangan Tomat hingga Paprika

Supermarket terbesar Inggris Tesco mengikuti rivalnya Asda, Morrisons, dan Aldi memberlakukan pembatasan pembelian pada item salad.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 24 Feb 2023, 16:04 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2023, 16:04 WIB
Inflasi Inggris Tertinggi Dalam 30 Tahun Terakhir
Seorang pelanggan berbelanja buah dan sayuran di supermarket Sainsbury di Walthamstow, London timur pada 13 Februari 2022. Angka inflasi Inggris tembus 5,4 persen pada Desember lalu. Inflasi itu juga menjadi yang tertinggi dalam 30 tahun terakhir. (Tolga Akmen / AFP)

Liputan6.com, London - Warga Inggris masih akan menghadapi kekurangan bahan untuk membuat salad, seperti tomat, mentimun, dan paprika, hingga satu bulan mendatang. Hal tersebut diungkapkan pemerintah pada Kamis (24/2/2023).

Pada Rabu (22/2), supermarket terbesar Inggris Tesco mengikuti rivalnya Asda, Morrisons, dan Aldi memberlakukan pembatasan pembelian pada item salad setelah pasokan terganggu akibat kegagalan panen di Eropa selatan dan Afrika Utara menyusul cuaca ekstrem.

Krisis ini diperparah dengan berkurangnya produksi musim dingin di rumah kaca di Inggris dan Belanda.

"Situasinya akan berlangsung sekitar dua hingga empat minggu lagi," ungkap Menteri Lingkungan, Pangan dan Urusan Pedesaan Therese Coffey kepada parlemen, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (23/2).

"Penting bagi kami untuk mencoba dan memastikan bahwa kami mendapatkan opsi sumber alternatif," imbuhnya.

Asosiasi eksportir produk segar FEPEX Spanyol mengungkapkan, pasokan sayuran akan segera membaik.

Pada Selasa (21/2), Minette Batters, kepala National Farmers Union mengatakan, produksi bahan salad diperkirakan akan turun ke level terendah sejak catatan dimulai pada tahun 1985.

Pemerintah Dianggap Kurang Dukung Petani

Inflasi Inggris Tembus Dua Digit
Pembeli menaruh buah di keranjangnya di sebuah supermarket di London, Rabu (17/8/2022). Inflasi Inggris terus melonjak setelah perang Rusia-Ukraina meletus pada Februari 2022. Pada Januari tahun ini, inflasi The Three Lions masih tercatat 5,5%. Angkanya kemudian melonjak hingga tercatat 9% pada April dan menembus dobel digit untuk pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir pada Juli tahun ini. (AP Photo/Frank Augstein)

Salah satu bos ritel paling berpengalaman di Inggris menyalahkan krisis ini atas kurangnya dukungan pemerintah terhadap petani domestik.

Direktur non-eksekutif Marks & Spencer Justin King mengatakan, pemerintah Inggris telah memilih untuk tidak membantu para petani dalam mengatasi tingginya biaya energi.

"Kita dapat memilih untuk mensubsidi energi pada musim dingin ini, seperti halnya yang telah kita lakukan untuk industri lain," kata dia.

Hortikultura telah dikeluarkan dari skema Energy and Trade Intensive Industries (ETII) pemerintah, yang mendapat bantuan biaya energi.

Menurut King, sebagian besar supermarket Inggris masih memiliki persediaan salad yang "sangat bagus", tetapi secara keseluruhan negara tersebut kekurangan.

Dia mengatakan kemungkinan besar restoran dan pedagang grosir yang berjuang mendapatkan stok dari pasar grosir malah membeli dari supermarket.

"Itu sebabnya supermarket memperkenalkan kebijakan pembatasan pembelian, sehingga pelanggan lainnya dapat membeli satu atau dua yang benar-benar mereka butuhkan," ungkap King.

Lebih lanjut, King menekankan, Brexit telah menyebabkan gangguan yang signifikan. Sementara itu, di lain sisi, anggota parlemen yang mendukung penarikan Inggris dari blok UE menolak anggapan bahwa Inggris bertanggung jawab atas krisis saat ini.

Infografis Ratu Elizabeth II, Penguasa Terlama di Kerajaan Inggris. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ratu Elizabeth II, Penguasa Terlama di Kerajaan Inggris. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya