Liputan6.com, Madrid - Putri Mahkota Spanyol Leonor akan memulai pelatihan militer selama tiga tahun. Menteri Pertahanan Spanyol Margarita Robels pada Selasa (14/3/2023) mengatakan, hal tersebut merupakan bagian dari persiapan atas perannya di masa depan sebagai kepala negara.
"Dalam rapat kabinet hari ini, kami telah menyetujui keputusan kerajaan yang bertujuan untuk memberikan struktur pelatihan militer dan karier (Putri Leonor)," kata Robles seperti dilansir CNN, Jumat (17/3).
Baca Juga
Sebagai anak sulung Raja Felipe VI, Putri Leonor yang berusia 17 tahun, berada di urutan pertama dalam garis suksesi dan akan menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata ketika ayahnya mundur atau meninggal.
Advertisement
Pelatihan militer terhadap Putri Leonor akan berlangsung selama tiga tahun, di mana dia akan menghabiskan masing-masing satu tahun di akademi angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara Spanyol, seperti halnya yang dijalani ayahnya sebelum menjadi raja.
"Ini menunjukkan bahwa ketika saatnya tiba kami akan memiliki perempuan sebagai panglima tertinggi," tambah Robles, "dan dalam beberapa tahun terakhir, kami telah melakukan upaya besar untuk memasukkan perempuan ke dalam angkatan bersenjata."
Â
Pelatihan Militer Dimulai pada Akhir Tahun 2023
Pelatihan militer Putri Leonor akan dimulai pada Agustus atau September 2023, setelah dia menyelesaikan studinya di UWC Atlantic College di Wales. Kampus itu memiliki banyak alumni bangsawan, termasuk Raja Willem-Alexander dari Belanda dan putrinya, Putri Alexia.
"Ini adalah langkah penting dalam kehidupan Yang Mulia… menuju kepemimpinan negara kita," kata Robles.
Setelah menyelesaikan pelatihan militernya, Putri Leonor akan mendapat pangkat letnan muda di angkatan laut, angkatan darat, serta angkatan udara dan angkasa luar.
"Dia kemudian bisa belajar untuk meraih gelar universitas," tambah Robles.
Konstitusi Spanyol menetapkan kekuasaan dan fungsi monarki. Perdana menteri terpilih menjalankan pemerintahan dengan raja sebagai kepala negara.
Monarki Spanyol menghadapi tekanan hebat dalam beberapa tahun terakhir menyusul skandal keuangan mantan Raja Juan Carlos dan kritik atas perjalanannya berburu gajah ke Botswana selama krisis keuangan Spanyol pada tahun 2012. Juan Carlos turun takhta demi putranya pada Juni 2014.
Juan Carlos meninggalkan Spanyol pada Agustus tahun 2020 saat urusan keuangannya diselidiki. Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh pengacaranya di Madrid, Javier Sanchez-Junco, pada tahun 2021 dan 2020, Juan Carlos telah membayar lebih dari 5 juta euro sebagai pajak akumulatif dengan bunga.
Jaksa Spanyol menutup penyelidikan terhadap Juan Carlos tahun lalu dan tidak mengajukan tuntutan apa pun.
Advertisement