Liputan6.com, Paravur - Hampir 400 orang di Kuil Puttingal di Paravur, Kerala, India terluka ketika petasan yang rusak jatuh ke tumpukan besar kembang api pada Minggu, 10 April 2016.
Sebuah bangunan di kuil kemudian runtuh, menyebabkan banyak kematian.
Baca Juga
Korban tewas naik menjadi 111 pada Selasa 12 April, setelah dua dari yang terluka meninggal di rumah sakit.
Advertisement
Tujuh pejabat kuil, termasuk ketuanya, telah menyerahkan diri kepada polisi sejak Senin malam, dan segera dimintai keterangan terkait peran mereka dalam insiden tersebut.
Para pejabat mengatakan izin kuil itu ditolak dengan alasan keamanan, tetapi terus berjalan di bawah tekanan dari banyak orang.
Saat petaka terjadi, ribuan orang tengah berkumpul untuk menyaksikan pameran kembang api sebagai bagian dari festival tahun baru setempat, dilansir dari BBC.
Lima pekerja kuil yang terlibat dalam pementasan pesta kembang api juga diinterogasi oleh pihak kepolisian.
Kuil Puttingal adalah salah satu yang tertua di negara bagian itu, dibangun di tempat yang menurut para pemujanya adalah bukit semut tempat dewi muncul beberapa abad yang lalu.
Pada hari kejadian, dua kelompok pemuja menentang larangan oleh pihak berwenang dan penentangan dari penduduk sekitar. Mereka pun menyalakan kembang api yang dimaksudkan untuk menyilaukan ribuan pemuja lainnya yang telah berpartisipasi dalam festival kuil.
Polisi setempat mengatakan mereka disesatkan oleh otoritas kuil, yang mengklaim telah mendapat izin lisan dari otoritas distrik.
"Kuil telah menjadi tempat karnaval. Tidak ada sanksi agama untuk tindakan seperti pertunjukan kembang api atau kompetisi," kata aktivis dan penulis Rahul Easwar.
"Ada sekitar 8.000 hingga 9.000 kuil di Kerala yang 2.500 di antaranya dikendalikan oleh pemerintah. Semua orang menyukai perayaan."
Tentang Kuil Puttingal
Easwar melanjutkan bahwa kuil yang dimiliki pemerintah itu harus melakukan sesuatu untuk menarik peminat. Kembang api adalah salah satu caranya.
Beberapa kuil bahkan memiliki cinema dances (tarian bioskop) atas nama program budaya.
"Ini adalah masalah serius. Tidak ada ajaran teks agama atau bahkan yoga di kuil. Harus ada kegiatan kesejahteraan, jika tidak, Anda hanya akan mendapatkan pemuja yang mengambang."
Namun, Prayar Gopalakrishnan, petinggi kuil, tidak sependapat bahwa tidak ada sanksi agama untuk pesta kembang api.
"Kami tidak tertarik untuk melarang kebiasaan tersebut. Kami tidak dapat mengizinkan kompetisi kembang api apa pun, tetapi kebiasaan (pertunjukan kembang api) sesuai tradisi Hindu akan tetap berjalan."
Kembang api dan petasan biasa digunakan di festival kuil di Kerala. Setiap tahun, kuil-kuil di negara bagian itu menyelenggarakan pertunjukan kembang api, sering kali bersaing untuk mementaskan yang paling spektakuler.
Insiden pada 10 April 2016 itu bukanlah yang pertama terjadi di Kerala. Kuil Sabarimala yang terkenal sebelumnya telah melarang kembang api pada 1952, karena petaka ledakan petasan mengakibatkan 68 orang tewas.
Advertisement
13 Orang Tewas Akibat Jatuh ke Sumur Kuil di India Selama Festival Rama Navami
Bicara soal tragedi yang terjadi di kuil India, baru-baru ini ada 13 orang meninggal akibat terjatuh ke dalam sumur di sebuah kuilyang penuh sesak di Negara Bagian Madya Pradesh, India pada Kamis, 30 Maret 2023 saat Festival Rama Navami.
Festival itu digelar untuk memperingati hari kelahiran dewa Hindu, Dewa Ram.
"Polisi menemukan 11 jenazah dari sumur dan dua korban luka meninggal di rumah sakit," ujar Ketua Menteri Madhya Paresh Narottam Mishra, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (31/3/2023).
Lebih dari 25 orang terjatuh karena penutup sumur tersebut runtuh.
Mishra mengatakan penyelidikan telah dilakukan dan keluarga korban tewas akan diberi kompensasi.
Pejabat polisi Manish Kapooriya mengungkapkan kepada AFP bahwa upaya penyelamatan terus berlanjut dan korban yang terluka dilarikan ke rumah sakit pemerintah untuk menjalani perawatan.
Sebuah tayangan televisi menunjukkan para pekerja darurat menggunakan tali dan tangga untuk menjangkau para korban.
Kuil di India Beralih Pakai Robot Gajah untuk Ritual
Kuil tidak hanya dipakai untuk perayaan atau festival saja di India, tetapi kerap sebagai aktivitas ritual.
Sebuah kuil di Negara Bagian Kerala, India, menggunakan robot gajah untuk melakukan ritual.
Inisiatif tersebut dikeluarkan oleh pihak berwenang di Kuil Irinjadappilly Sree Krishna di Distrik Thrissur, sebagai bagian dari janji mereka untuk berhenti menggunakan hewan hidup untuk perayaan apa pun.
Dilansir dari BBC, Rabu (1/3/2023), robot tersebut disumbangkan oleh People for Ethical Treatment of Animals (PETA) India dan aktris India Parvathy Thiruvothu. Mereka berharap robot gajah akan membantu dalam melaksanakan ritual yang bebas dari kekejaman.
Dirantai, dibebani, dan dihias, gajah memainkan peran penting dalam festival kuil di Kerala. Negara bagian itu menampung sekitar seperlima dari sekitar 2.500 gajah penangkaran di negara itu.
Selama bertahun-tahun, aktivis kesejahteraan hewan telah menunjukkan kekhawatiran tentang perlakuan terhadap gajah.
Pusat Penelitian Hak Hewan pekan lalu menulis kepada menteri utama negara bagian tentang peningkatan kematian mamalia, di mana 138 gajah penangkaran mati di Kerala antara 2018 dan 2023.
Advertisement