Liputan6.com, Hong Kong - Spesies baru telah ditemukan, peneliti menamainya Tripedalia maipoensis.
Nama itu dibuat berdasarkan tempat dimana makhluk tersebut ditemukan yaitu di Cagar Alam Mai Po, Hong Kong.
Melansir Live Science, Rabu (26/4/2023), para ilmuwan di Hong Kong menemukan ubur-ubur kotak kecil berbentuk kubus di tambak udang payau.
Advertisement
Makhluk itu sama sekali belum pernah diteliti atau ditemukan sebelumnya, belum tersentuh oleh para peneliti.
Ubur-ubur berukuran kecil itu memiliki tubuh yang benar-benar transparan dan tidak berwarna.
12 tentakel yang di ujungnya terdapat sebuah struktur kecil seperti dayung, terhubung pada tubuh makhluk itu.
Dengan struktur tentakel tersebut, ubur-ubur ini dapat melaju lebih cepat di air dibandingkan dengan kebanyakan spesies ubur-ubur lainnya.
Seperti ubur-ubur berbentuk kotak lainnya, salah satunya ubur-ubur kotak Australia (Chironex fleckeri) yang disebut hewan laut paling berbisa di dunia, ubur-ubur yang baru dideskripsikan ini memiliki 24 mata yang tersusun dalam enam kelompok di sekitar bagian tubuhnya yang menyerupai lonceng dan berbentuk kubik.
“Ubur-ubur kotak ini menghubungkan pangkal tentakel dan loncengnya,” kata Qiu Jianwen, profesor di Departemen Biologi di Universitas Baptis Hong Kong yang memimpin penelitian tersebut.
“Membuatnya berbeda dari ubur-ubur biasa lainnya,” tambahnya.
Ia juga mengatakan dalam sebuah video bahwa, “Ciri lain dari ubur-ubur kotak adalah memiliki enam mata yang terletak di setiap sisi tubuhnya.”
Belum Diketahui Seberapa Berbahayanya
Penamaan ubur-ubur aneh itu disesuaikan dengan nama tempat ditemukannya, yaitu di Cagar Alam Mai Po, Hong Kong.
T. maipoensis adalah ubur-ubur kotak pertama yang ditemukan di perairan China.
Tidak jelas apakah hewan sepanjang setengah inci atau sekitar 1,5 cm itu dapat menyengat manusia atau tidak.
Namun, ubur-ubur ini mungkin cukup berbisa untuk membuat sebuah udang kecil pingsan.
“Kami tidak menyentuh binatang itu untuk merasakan sengatannya,” kata Qiu.
Ubur-ubur itu jumlahnya banyak, kata Qiu kepada Live Science, “Berjumlah hingga 400 individu di area kolam.”
Saluran pasang surut dari kolam payau berarti bahwa spesies tersebut juga dapat ditemukan di perairan yang berdekatan di muara Sungai Pearl, tetapi belum dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hal ini.
Spesies yang baru ditemukan oleh para peneliti ini adalah anggota ketiga yang berhasil ditemui dari kelompok ubur-ubur kotak.
Advertisement
Memiliki Struktur yang Unik
Ubur-ubur kotak, yang juga dikenal sebagai tawon laut itu, bergerak dengan membiarkan air masuk ke kanal yang mengalir di sepanjang selaput otot di bagian bawah tubuh mereka dan kemudian mengeluarkannya.
Para peneliti menemukan bahwa, tidak seperti spesies yang berkerabat dekat, T. maipoensis memiliki kanal yang terpisah menjadi beberapa cabang.
Spesies-spesies dari kelompok ubur-ubur kotak dikenali dengan bentuk tentakel khas mereka yang ujungnya memiliki struktur datar seperti dayung, disebut Tripedalia.
Para ilmuwan juga mencatat bahwa mata pada makhluk itu ada yang untuk melihat dan ada yang hanya untuk merasakan cahaya.
Spesies ini diperkirakan memakan krustasea kecil yang disebut copepoda.
“Kami sangat senang dengan penemuan ini,” kata Qiu.
“Menemukan spesies baru di Mai Po, di mana penelitian ekstensif telah dilakukan, menyoroti potensi penemuan lebih banyak kehidupan laut di Hong Kong dan bahkan perairan pesisir China,” tambahnya.
Pria di Australia Meninggal Dunia Akibat Sengatan Ubur-Ubur Kotak
Banyak yang mengenali ubur-ubur kotak dengan sengatannya yang beracun. Seorang pria Australia diketahui menjadi korban dari makhluk mematikan tersebut.
Seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun meninggal seminggu setelah disengat ubur-ubur kotak di pantai Queensland, Australia.
Diketahui remaja itu sedang berenang di Patterson Point, dekat Bamaga, pada 22 Februari ketika dia disengat hewan itu. Media lokal juga melaporkan bahwa ini adalah kematian pertama dari sengatan ubur-ubur kotak dalam 15 tahun terakhir.
Kepolisian Queensland mengkonfirmasi kepada CNN pada Kamis (4/3) bahwa mereka sedang mempersiapkan laporan untuk petugas koroner setelah kematian mendadak remaja tersebut, dari Bamaga.
Seorang juru bicara dari Royal Flying Doctor Service, layanan medis udara di Australia, mengatakan kepada CNN dalam sebuah pernyataan bahwa kru sempat menstabilkan remaja tersebut di Bamaga sebelum memindahkannya ke Rumah Sakit Townsville pada 22 Februari.
Advertisement