Ukraina Berhasil Halau Rudal Hipersonik Rusia dengan Sistem Pertahanan Udara Buatan AS

Ukraina telah menggunakan sistem pertahanan udara buatan Amerika Serikat untuk mencegat rudal hipersonik Rusia.

oleh Hariz Barak diperbarui 07 Mei 2023, 13:32 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2023, 13:32 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin Peringatkan Tak Ragu Pakai Senjata Nuklir Lawan Ukraina
Dalam video yang diambil oleh televisi Rusia RU-RTR melalui televisi AP pada 1 Maret 2018, simulasi komputer menunjukkan manuver kendaraan hipersonik Avangard untuk melewati pertahanan rudal dalam perjalanan ke sasaran. "Mereka yang mencoba memeras kami dengan senjata nuklir harus tahu bahwa angin juga dapat berbelok ke arah mereka," kata Vladimir Putin. Dia menambahkan: "Ini bukan gertakan." (RU-RTR Russian Television via AP, File)

Liputan6.com, Kiev - Ukraina telah menggunakan sistem pertahanan udara buatan Amerika Serikat untuk mencegat rudal hipersonik Rusia. Ini merupakan pertama kalinya Ukraina disebut menggunakan senjata itu untuk menghalau salah satu rudal modern Rusia.

Mykola Oleshchuk, komandan Angkatan Udara Ukraina, mengatakan dalam sebuah posting Telegram pada Sabtu 6 Mei 2023 bahwa pasukannya berhasil menjatuhkan rudal Kinzhal Kh-47 yang diluncurkan dari pesawat MiG-31K Rusia menuju ke wilayah Kiev.

Oleshchuk mengatakan bahwa serangan itu diluncurkan Moskow pada Kamis 4 Mei malam waktu setempat, demikian seperti dikutip dari The Hill, Minggu (7/5/2023).

Rudal Rusia itu ditembak jatuh menggunakan sistem pertahanan American Patriot buatan AS. Itu merupakan pertama kalinya Ukraina diketahui menggunakan sistem tersebut.

Rudal Kinzhal adalah salah satu senjata Rusia paling canggih dan memiliki jangkauan 2.000 kilometer, menurut militer Rusia. Misil itu sulit untuk dicegat karena bergerak dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara, atau dengan kata lain, hipersonik.

Misil berkecepatan hipersonik dengan hulu ledak yang berat itu dapat menghancurkan target yang dijaga ketat termasuk bunker bawah tanah dan terowongan gunung.

American Patriot

Foto yang disediakan oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa (28/3/2023) menunjukkan kapal angkatan laut Rusia meluncurkan rudal anti-kapal di Teluk Peter The Great di Laut Jepang. (Dok. Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia via AP)
Foto yang disediakan oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa (28/3/2023), menunjukkan kapal angkatan laut Rusia meluncurkan rudal anti-kapal di Teluk Peter The Great di Laut Jepang. (Dok. Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia via AP)

Ukraina pertama kali menerima rudal Patriot bulan lalu setelah mencatat ketidakmampuannya mencegat rudal Kinzhal dengan aset yang tersedia.

Jerman dan Belanda juga telah menyediakan sistem pertahanan udara ini ke Ukraina.

Tentara Ukraina juga telah dilatih tentang cara menggunakan sistem untuk mengunci target di radar dan menembaknya. Dibutuhkan sebanyak 90 personel untuk mengoperasikan dan merawat setiap unit.

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov awalnya meminta sistem Patriot pada Agustus 2021, beberapa bulan sebelum Rusia melancarkan invasi skala penuh pada Februari berikutnya.

Kesuksesan terbaru terjadi ketika Ukraina mengisyaratkan akan meluncurkan serangan balasan untuk merebut kembali wilayah yang telah direbut Rusia selama perang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya