Pakistan Membara Usai Penangkapan Imran Khan, PM Shehbaz Sharif Umumkan Pengerahan Militer

Mantan PM Pakistan Imran Khan ditahan di sebuah kompleks polisi di Islamabad melalui penangkapan yang dinilai dramatis.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 11 Mei 2023, 10:07 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2023, 10:04 WIB
Kerusuhan memprotes penangkapan mantan PM Pakistan Imran Khan
Khan, yang kehilangan kekuasaan tahun lalu namun tetap menjadi tokoh oposisi paling populer di negara itu, adalah mantan perdana menteri ketujuh yang ditangkap di Pakistan. (AP Photo/Muhammad Sajjad)

Liputan6.com, Islamabad - Pemerintah Pakistan mengerahkan pasukan militer di daerah-daerah yang dilanda kekerasan mematikan menyusul penangkapan mantan Perdana Menteri Imran Khan pada Selasa (9/5/2023).

Dalam pidato nasionalnya, Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengatakan bahwa kerusuhan oleh para pendukung Khan telah merusak properti publik yang sensitif dan pribadi, memaksanya mengerahkan militer di Islamabad, Provinsi Punjab, dan daerah-daerah bergejolak lain di barat laut negara itu.

Di Punjab timur, pemerintah daerah meminta militer turun tangan setelah pihak berwenang mengatakan 157 polisi terluka dalam bentrokan dengan pendukung Khan. Ada 945 pendukung Khan yang ditangkap di Punjab timur sejak Selasa.

Pasca penangkapan Khan, para pendukungnya memblokir jalan, bentrok dengan polisi, membakar pos pemeriksaan polisi, dan fasilitas militer. Kekerasan telah menyebabkan enam orang tewas.

Pada Rabu (10/5), pendukung Khan dilaporkan menyerbu sebuah stasiun radio di Kota Peshawar.

Massa yang marah dengan penangkapan Khan disebut juga membakar kediaman seorang jenderal angkatan darat di Lahore dan menyerang markas militer di Rawalpindi. Sekitar 2.000 pengunjuk rasa yang mengepung kediaman Letnan Jenderal Salman Fayyaz Ghani yang rusak akibat dibakar dan meneriakkan, "Khan adalah garis merah kami dan Anda telah melewatinya."

Jenderal Ghani dan keluarganya disebut telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman pada Selasa.

Demonstran juga mencoba mencapai kediaman perdana menteri di Lahore, namun berhasil dihentikan oleh polisi. Yang lain lagi menyerang kendaraan pasukan, memukul tentara bersenjata dengan tongkat.

"Adegan demi adegan seperti itu tidak pernah dilihat sebelumnya oleh orang-orang Pakistan," ujar PM Sharif seperti dilansir AP, Kamis (11/5). "Bahkan pasien dibawa keluar dari ambulans dan ambulansnya dibakar."

Menyebut serangan semacam itu tidak dapat dimaafkan, PM Sharif memperingatkan bahwa mereka yang terlibat dalam kekerasan akan mendapat hukuman yang dapat menjadi peringatan.

PM Sharif sendiri menegaskan bahwa Khan ditangkap atas keterlibatannya dalam korupsi dan ada bukti-bukti untuk mendukung tuduhan tersebut.

Khan yang digulingkan melalui mosi tidak percaya tahun lalu oleh Sharif telah menghadapi serangkaian tuduhan sejak saat itu. Kini dia ditahan di sebuah kompleks polisi di Islamabad. Melalui pengadilan sementara di sana, seorang hakim memerintahkan agar politikus berusia 70 tahun itu ditahan setidaknya delapan hari lagi, keputusan yang diyakini akan memantik kekerasan lebih lanjut.

Tanpa menyebut nama Khan, militer juga bersumpah akan bertindak tegas terhadap pihak yang mereka sebut berusaha mendorong Pakistan menuju perang saudara. Serangan terorganisir terhadap instalasinya, ungkap pihak militer, merupakan bab hitam dalam sejarah politik negara itu.

Dalam pernyataannya, militer Pakistan mengklaim telah menahan diri, tetapi mereka akan merespons serangan lebih lanjut dan pihak yang terlibat akan bertanggung jawab.

Penangkapan Dramatis

Kerusuhan memprotes penangkapan mantan PM Pakistan Imran Khan
Seorang anak laki-laki berdiri di dekat sepeda motor yang terbakar di pinggir jalan sehari setelah protes keras oleh mantan pendukung Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyusul penangkapannya, di Peshawar, Pakistan, Rabu (10/5/2023). (AP Photo/Muhammad Sajjad)

Penangkapan Khan, di mana video yang beredar menunjukkan dia dibawa saat berada di Pengadilan Tinggi Islamabad, atas kasus korupsi lain merupakan konfrontasi terbaru yang mengguncang Pakistan.

Khan merupakan mantan perdana menteri ketujuh Pakistan yang ditangkap.

Kehadiran Khan di Pengadilan Tinggi Islamabad pada Selasa terkait dengan tuduhan korupsi yang diajukan polisi. Begitu Khan tiba, ruang sidang diserbu puluhan agen dari lembaga antikorupsi Biro Akuntabilitas Nasional, yang didukung pasukan paramiliter. Mereka memecahkan jendela setelah pengawal Khan menolak membuka pintu.

Khan yang merupakan mantan bintang kriket telah mengecam kasus-kasus yang dituduhkan kepadanya, termasuk korupsi dan terorisme, sebagai plot bermotivasi politik oleh Sharif demi mencegahnya kembali berkuasa melalui pemilu yang akan berlangsung akhir tahun ini.

Pada Rabu, polisi juga menangkap tangan kanan Khan, Fawad Chaudhry. Dia merupakan mantan menteri informasi dan penyiaran dan pejabat Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang dipimpin Khan.

Chaudhry, seorang kritikus pemerintah yang blak-blakan, bersikeras bahwa dia telah diberikan perlindungan hukum dari penangkapan dan polisi tidak menyebutkan dakwaan terhadapnya secara spesifik.

Video siaran televisi GEO Pakistan menunjukkan Khan berada di hadapan seorang hakim dalam persidangan sementara di kompleks polisi: duduk di kursi dan memegang dokumen. Dia tampak tenang tapi lelah.

Dakwaan baru yang memicu penangkapannya menyebutkan, Khan menerima properti senilai jutaan dolar dengan imbalan memberikan keuntungan kepada seorang taipan real estate. Biro Akuntabilitas Nasional meminta untuk menahannya selama 14 hari, tetapi pengadilan hanya mengabulkan delapan hari.

Pengacara Khan sedang mempertimbangkan untuk membawa kasus ini ke Mahkamah Agung.

Di tengah kekerasan, otoritas telekomunikasi Pakistan memblokir media sosial, termasuk Twitter. Pemerintah juga menangguhkan layanan internet di Islamabad dan kota-kota lain. Kelas di beberapa sekolah swasta turut dibatalkan pada Rabu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya